Sumber: CNBC | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Harga minyak dunia melesat sepanjang sesi perdagangan di pasar Amerika, Senin. Sentimen positif mencuat setelah produsen minyak terbesar OPEC, Arab Saudi berjanji memangkas ekspor pada Agustus untuk membantu mengurangi suplai minyak global.
Minyak Brent untuk pengiriman September naik 1,2% menjadi US$ 48,63 per barel, setelah terpuruk ke titik terendah sebelumnya di US$ 47,68.
Sementara, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) di Nymex mengakhiri sesi Senin dengan naik 1,3% ke level US$ 46,34 per barel. Reli masih berlanjut di pasar Asia. Bloomberg mencatat, minyak berjangka bergulir ke level US$ 46,44 sebarel pada Selasa (25/7) pukul 07.45 WIB.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih mengatakan, negaranya berjanji membatasi ekspor minyak mentah sebesar 6,6 juta barel per hari (bpd) pada Agustus. Angka tersebut turun hampir 1 juta barel per hari dari tahun lalu.
"Ini menunjukkan kemauan ekstra mereka untuk melakukan sesuatu yang sangat penting. Mereka bertindak dan memberikan tekanan," kata Bjarne Schieldrop, analis komoditas SEB seperti dilansir CNBC, Senin.
Falih juga menyebut, OPEC dan mitra non-OPEC berkomitmen untuk mengurangi produksi minyak lebih lama jika diperlukan. Namun, mereka juga akan meminta agar negara-negara yang tidak mematuhi kesepakatan itu untuk segera mengikuti kesepakatan.
Di Amerika Serikat, jumlah rig yang beroperasi dilaporkan mencapai 764 pada sepekan terakhir dari tahun lalu sekitar 371 rig. "Hari ini, pertumbuhan jumlah rig menunjukkan tanda-tanda melambat, dan pelanggan menginjak rem," kata Dave Lesar, Kepala Eksekutif Halliburton.
Namun, analis pasar energi di CHS Hedging LLC, Tony Headrick menyebut, harga minyak tetap fluktuatif dan di bawah tekanan. "Laju terbatas karena saat bergerak menuju US$ 50 itu memberikan sebuah insentif bagi produsen AS untuk melakukan lindung nilai untuk produksi masa depan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News