kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Sarulla lepas dari MEDC


Jumat, 03 Juni 2011 / 08:33 WIB
Sarulla lepas dari MEDC
ILUSTRASI. Tadashi Yanai, founder dan presiden dari Fast Retailing dan Uniqlo


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

AKARTA. PT Medco Energi International Tbk (MEDC) bakal kehilangan salah satu proyeknya. Penyebabnya, Perusahaan Listrik Negara (PLN) berencana mengambilalih proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Sarulla di Sumatera Utara.

LN menilai tidak ada kejelasan mengenai nasib proyek tersebut. "PLN sudah tidak sabar menunggu proyek itu karena tidak jalan juga," papar Dahlan Iskan, Direktur Utama PLN, Rabu (1/6).

Perusahaan penyedia listrik ini memang berhak mengambil alih proyek. "Secara hukum proyek itu berada di bawah PLN," terang Dahlan.

Proyek senilai US$ 1,4 miliar ini dikembangkan oleh konsorsium pimpinan anak usaha MEDC, yaitu PT Medco Geothermal Indonesia. Saat ini konsorsium proyek itu sedang mengevaluasi lokasi tenaga panas bumi.

Dahlan menuturkan, PLN akan mengerjakan sendiri secara bertahap proyek yang diambilalih dari MEDC tersebut. Menurut hitungan perusahaan listrik ini, setiap pembangunan 50 megawatt (MW) membutuhkan dana investasi sekitar Rp 1 triliun.

Namun MEDC mengaku tidak tahu soal rencana PLN tersebut. "Kami belum tahu kalau PLN mau ambilalih lagi," kata Lukman Mahfoedz, Direktur Utama MEDC.

Tadinya, perusahaan milik keluarga Panigoro ini berniat mengembangkan PLTP Sarulla dengan investasi US$ 1,3 miliar-US$ 1,4 miliar bersama Ormat Technologies dari Amerika Serikat serta Kyushu Electric dan Itochu Corporation dari Jepang. Kepemilikan saham MEDC di proyek ini mencapai 37,25%.

Sekitar 25%-30% pendanaan proyek berasal dari konsorsium. Sisanya dari pinjaman perbankan. MEDC tengah bernegosiasi dengan JBIC dan Bank Pembangunan Asia serta bank komersial lainnya untuk mendukung pendanaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×