Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), emiten pengelola gerai restoran Pizza Hut, mengalami penurunan kinerja keuangan sepanjang tahun buku 2023.
Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), penjualan neto PZZA berkurang 1,94% year on year (YoY) menjadi Rp 3,54 triliun pada akhir 2023, dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 3,61 triliun.
Sebagian besar penjualan neto PZZA pada 2023 berasal dari wilayah Jakarta yakni Rp 1,40 triliun. Setelah itu diikuti oleh penjualan dari wilayah Jawa Bali senilai Rp 1,02 triliun, Sumatra senilai Rp 492,76 miliar, Sulawesi senilai Rp 289,40 miliar, Kalimantan senilai Rp 252,03 miliar, dan Wilayah Timur senilai Rp 90,12 miliar.
PZZA mencatatkan beban pokok penjualan senilai Rp 1,18 triliun pada 2024 atau setara dengan beban pokok penjualan perusahaan pada tahun sebelumnya yang sama-sama di level Rp 1,18 triliun.
Baca Juga: Imbas Seruan Boikot, Saham Pizza Hut (PZZA) Masih Dalam Tren Turun
Laba bruto PZZA hingga akhir 2023 tercatat sebanyak Rp 2,36 triliun atau menyusut 2,88% YoY dibandingkan realisasi laba bruto pada 2022 senilai Rp 2,43 triliun.
PZZA turut mengalami rugi operasi senilai Rp 40,18 miliar pada 2023. Hasil ini berbanding terbalik dengan capaian 2022 di mana perusahaan tersebut mampu membukukan laba operasi Rp 15,79 miliar.
Bersamaan dengan itu, PZZA membukukan rugi neto tahun berjalan sebanyak Rp 96,22 miliar pada akhir 2023. Angka ini melonjak 310,14% YoY dibandingkan rugi neto tahun lalu senilai Rp 23,46 miliar.
Hingga akhir 2023, PZZA memiliki total aset senilai Rp 2,35 triliun atau berkurang 6,37% YoY dibandingkan total aset perusahaan pada 2022 sebesar Rp 2,51 triliun.
Nilai aset PZZA pada 2023 terdiri atas liabilitas berjumlah Rp 1,27 triliun dan ekuitas sebanyak Rp 1,08 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News