Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan di Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelaskan, peningkatan pendapatan tersebut ditopang oleh penjualan makanan kepada pihak ketiga dengan kenaikan 11,59% menjadi Rp 886,02 miliar, namun hal yang berbeda terlihat dari penjualan minuman justru turun 30,73% menjadi Rp 76,31 miliar.
Baca Juga: Sarimelati Kencana (PZZA) membagi dividen hingga Rp 90,02 miliar, ini jadwalnya
Beban pokok pendapatan perseroan juga bertumbuh 11,15% menjadi Rp 324,94 miliar, dibandingkan kuartal I-2019 mencapai Rp 292.35 miliar dan laba bruto sebanyak Rp 630,69 miliar.
Selain itu beban penjualan dan beban umum juga meningkat masing-masing 8,48% dan 23,53% sehingga mengakibatkan koreksi pada laba operasi sebesar 73,52% atau Rp 14,26 miliar.
Alhasil setelah dikurangi pajak Sarimelati Kencana memperoleh laba periode berjalan Rp 6,04 miliar, tergerus 84,96%, dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 40,17 miliar.
Ia menjelaskan, pemberlakuan PSBB akibat pandemi Covid-19 menjadi alasan di balik keterbatasan pertumbuhan PZZA terutama di daerah yang dikunjungi turis.
"Dalam hal ini, manajemen Pizza Hut telah mengupayakan dan menjalankan berbagai rencana strategis untuk mengantisipasi pemberlakuan PSBB, dengan mematuhi peraturan dan kebijakan Pemerintah di berbagai Daerah/Provinsi yang diberlakukan," ujar Kurniadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News