Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Direktur Utama PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) Adam Gifari menyebut industri telekomunikasi akan semakin bergairah menjelang pesta demokrasi lima tahunan atau pemilu.
Ia menyebut, industri ini akan tumbuh 5%-7% secara tahunan (year on year). Untuk itu, emiten Menara telekomunikasi ini menyiapkan belanja modal organik sekitar Rp 2,3 triliun di tahun 2019.
“Kebutuhan industri 2019 itu cukup besar untuk kebutuhan telekomunikasi termasuk menara, bisa dipenuhi lewat pembangunan bisa menara baru dan co-lokasi yang gabungan dari keduanya kemudian menjadi titik sewa,” kata Adam di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (11/12).
Untuk memenuhi tingginya kebutuhan industri telekomunikasi tahun depan, Sarana Menara Nusantara berencana menambah sekitar 2.000 hingga 3.000 titik sewa menara telekomunikasi di seluruh Indonesia.
Selain itu pihaknya juga masih terus berupaya menyelesaikan jaringan serat optik (fiber optic) yang membentang sepanjang 16.000 km untuk menunjang operasional seluruh menara telekomunikasi.
“Fiber optic ini merupakan order atau permintaan dari operator untuk melengkapi menara telekomunikasi agar jaringan 4G mereka menjadi semakin reliable, disewa 10 tahun bisa kolokasi juga,” kata dia.
Terkait dengan penambahan titik sewa menara Adam tidak menjelaskan secara detail di mana penambahan tersebut akan dilakukan. Begitu pun dengan jumlah menara yang dibutuhkan untuk memenuhi target penambahan titik sewa menara yang ditetapkan karena hal tersebut berkaitan dengan desain akhir atau final design yang diberikan oleh operator.
Sebagai informasi, Sarana Menara Nusantara per kuartal III tahun ini sudah memiliki 7.200 menara telekomunikasi yang melayani 28.000 titik sewa di seluruh Indonesia. Sejauh ini pembangunan menara baru atau ekspansi organik masih menjadi andalan perusahaan yang bersaing ketat dengan Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) ini.
Adam mengatakan saat ini pihaknya masih belum merencanakan ekspansi anorganik dengan cara mengakuisisi perusahaan menara telekomunikasi lain maupun menara telekomunikasi milik operator. “Masih belum ada pembicaraan apapun,” tegas dia.
Lalu untuk sumber pendanaan belanja modal di tahun 2019 perusahaan yang tergabung dalam grup Djarum ini kemungkinan masih mengandalkan pinjaman dari lembaga keuangan. Pinjaman dianggap sebagai cara tercepat dan termudah untuk memenuhi kebutuhan keuangan korporasi. “Kami ini perusahaan berskala besar, optimis dapat pinjaman yang besar juga,” kata Adam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News