kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Maybank Kim Eng: Merger dan akuisisi masih menjadi salah satu strategi TOWR


Jumat, 07 Desember 2018 / 15:55 WIB
Maybank Kim Eng: Merger dan akuisisi masih menjadi salah satu strategi TOWR
ILUSTRASI. Protelindo


Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melalui entitas usahanya PT iForte Solusi Infotek, memperoleh pinjaman Rp 600 miliar dari Bank Sumitomo Mitsui Indonesia.

Sebagai informasi, iForte Solusi Infotek merupakan anak usaha dari PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) yang 99,99% sahamnya dimiliki oleh TOWR. Fasilitas pinjaman yang diperoleh pada Selasa (4/12) menjadi sentimen positif bagi pergerakan saham Sarana Menara.

Pada perdagangan sesi I Jumat (7/12) pukul 13.36 WIB, harga saham TOWR berada di Rp 605 per saham. Ini adalah level tertinggi sejak 3 Juli 2018.

Kepala Riset Maybank Kim Eng Sekuritas Isnaputra Iskandar menyebut, TOWR kompetitif apabila dibandingkan dengan emiten menara lain seperti PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR).

Isnaputra menyebut, TOWR unggul dari sisi jumlah kepemilikan menara. Selain itu TOWR juga unggul dari sisi pembiayaan yang lebih rendah dibanding dua rivalnya. Model bisnis independen yang dijalankan juga memungkinkan TOWR untuk mempertahankan margin EBITDA di kisaran 80%-84%. Manajemen juga cukup optimistis bisa menjaga margin tersebut.

TOWR juga berpeluang mendapatkan permintaan sewa menara dari Telkomsel yang sedang mengembangkan bisnis digitalnya. Rencana Indosat menganggarkan belanja modal sebesar US$ 2 miliar untuk 10 tahun kedepan ikut menjadi sinyal positif bagi TOWR.

TOWR juga punya strategi khusus untuk menghadapi kemunculan menara-menara baru milik perusahaan berskala kecil. TOWR memilih untuk menjaga selisih harga agar tetap kompetitif atau tidak terlalu tinggi.

Peluang TOWR untuk meraup keuntungan di bisnis menara telekomunikasi masih terbuka lebar. Pasalnya, pemain di bisnis ini terbilang sedikit mengingat tingginya kebutuhan modal. "Merger dan akuisisi masih menjadi salah satu strategi pertumbuhan TOWR," ungkap Isnaputra dalam riset, hari ini.

Sebagai informasi, TOWR beberapa waktu lalu mengakuisisi PT Komet Infra Nusantara (KIN), anak perusahaan PT Nusantara Infrastructure Tbk (META). KIN sebelumnya mengoperasikan sekitar 1.400 menara telekomunikasi yang separuhnya berada di luar Pulau Jawa.

Lalu dari sisi keuangan, utang TOWR total berjumlah Rp 10 triliun atau US$ 690 miliar. Dari jumlah tersebut, 20% diantaranya dalam denominasi dollar AS.

Sedangkan untuk pemasukan, TOWR ditopang oleh penyewaan menara telekomunikasi yang dibayarkan dalam bentuk dollar AS. Hal tersebut tentu cukup membantu mengurangi kerugian akibat selisih kurs.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×