kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,78   7,44   0.82%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sarana Menara Nusantara (TOWR) rampungkan akuisisi Komet Infra Nusantara


Senin, 04 Juni 2018 / 23:39 WIB
Sarana Menara Nusantara (TOWR) rampungkan akuisisi Komet Infra Nusantara
ILUSTRASI. Sarana Menara Nusantara Tbk


Reporter: Agung Jatmiko, Harry Muthahhari | Editor: Yudho Winarto

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengungkapkan, aksi akuisisi ini bisa memberikan prospek yang positif untuk mendukung kinerja fundamental TOWR ke depannya.

Kehadiran sejumlah event besar tahun 2018 dan 2019 seperti Asian Games, Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) dan Pemilihan Umum Presiden (Pemilu) 2019 dikatakan Nafan memang menjadi ladang yang bagus untuk dituai oleh perusahaan telekomunikasi dan tentunya penyedia infrastruktur telekomunikasi, seperti TOWR.

Namun, Kepala Riset Narada Aset Manajemen Kiswoyo Adi Joe kurang sepakat dengan Nafan. Menurutnya, keberadaan event-event yang akan hadir tahun ini dan tahun 2019 mendatang hanyalah bonus bagi perusahaan seperti TOWR. Aksi akuisisi ini ia lihat sebagai upaya TOWR untuk terus berekspansi dan menancapkan pengaruhnya dalam peta infrastruktur telekomunikasi Indonesia.

Ekspansi di infrastruktur telekomunikasi menurut Kiswoyo termasuk mahal, jika perusahaan memutuskan membangun tower sendiri. Nah, kali ini momen sedang pas, lantaran KIN yang tadinya berada dalam naungan PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) memang ingin dilepas sang induk.

Ketimbang membangun dari awal, TOWR mendapatkan kesempatan mengakuisisi perusahaan dengan jumlah menara yang banyak dengan pelanggan yang sudah ada pula.

"META sendiri kan sedang fokus pada bisnis jalan tol, sehingga bisnis menara telekomunikasi mereka lepas. Ini berkah buat TOWR yang memang ingin terus berekspansi," kata Kiswoyo.

Dari segi pengaruhnya KIN bagi kinerja TOWR mendatang, baik Kiswoyo maupun Nafan sepakat bahwa keberadaan KIN bakal berdampak positif. Menurut Nafan, demand akan telekomunikasi di masa mendatang akan terus meningkat dan dengan adanya menara yang tersebar di banyak daerah maka akan mampu mengakomodir kepentingan konsumen sebagai pengguna jasa telekomunikasi, maupun operator selular yang hendak berekspansi.

"Jika demand meningkat secara berkesinambungan maka profit gain yang didapatkan perusahaan akan semakin besar," kata Nafan.

Dari segi sahamnya, harga saham TOWR per Senin (4/6) sudah meningkat 3,85% menjadi Rp 2.700 per saham. Menurut Nafan, naiknya harga saham TOWR ini bisa dibilang berkorelasi dengan rampungnya akuisisi terhadap KIN.

Sementara, Kiswoyo melihat saham TOWR ini sangat menarik untuk dilirik investor. Ia pun merekomendasikan buy untuk saham TOWR dengan target harga Rp 3.500 per saham.

Namun, ia memberikan catatan bahwa investor sebaiknya membeli dan menahannya untuk jangka panjang. Sebab, bisnis infrastruktur telekomunikasi ini ia katakan merupakan investasi jangka panjang, dengan rentang tiga hingga lima tahun.

Jika untuk trading jangka pendek, saham TOWR ia katakan tidak terlalu menarik sebab kurang likuid. Tapi, jika investor hold dalam jangka panjang, maka akan memberikan dampak positif bagi investor itu sendiri.

Sebab, secara fundamental TOWR termasuk bagus dengan manajemen yang bagus pula. Selain itu, TOWR juga cukup rajin membagikan dividen, sehingga jika kinerja TOWR terus meningkat seiring dengan semakin gencarnya perusahaan ini berekspansi, maka keuntungan yang didapat investor melalui dividen pun akan besar juga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×