Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) menyatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari berakhirnya kontrak kerjasama penyewaan menara telekomunikasi dengan PT Hutchison 3 Indonesia sepanjang tahun 2019-2023. Pasalnya, masih ada kemungkinan kontrak kerjasama tersebut akan dilanjutkan dengan sejumlah penyesuaian.
Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara Adam Ghifari menyebut saat ini pihaknya masih terus melakukan negosiasi dengan pihak Hutchison 3 Indonesia mengenai kelanjutan kontrak kerjasama 7.000 menara yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Namun, ia masih belum bisa menjelaskan bagaimana hasil sementara dari negosiasi tersebut. “Belum bisa diumumkan, tapi yang jelas ada pembicaraan untuk tambahan maupun relokasi,” kata Adam kepada Kontan.co.id pada Rabu (23/1).
Ia tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai penambahan maupun relokasi menara telekomunikasi tersebut. Yang jelas hal tersebut dinilai lumrah dalam bisnis menara telekomunikasi mengingat populasi penduduk yang terus tumbuh membutuhkan penyesuaian lokasi penempatan maupun penambahan menara telekomunikasi agar operator telekomunikasi bisa memberikan layanan yang maksimal kepada pelanggannya di suatu wilayah.
Untuk diketahui, saat ini rata-rata kontrak kerjasama penyewaan menara telekomunikasi berlangsung selama 10 tahun. Menurut Adam kontrak kerjasama tersebut didukung oleh menara telekomunikasi Sarana Menara Nusantara yang jumlahnya kini mencapai 17.000 di berbagai wilayah di Indonesia.
Hutchison 3 Indonesia merupakan kontributor terbesar pendapatan Sarana Menara Nusantara. Tercatat 35% dari total revenue perusahaan selama satu tahun disumbang oleh operator telekomunikasi 3 (Tri) itu pada tahun lalu.
Besarnya kontribusi tersebut yang pada akhirnya menimbulkan kekhawatiran jika kontrak kerjasama penyewaan menara telekomunikasi tidak lagi dilanjutkan. Pasalnya, berhentinya kontrak kerjasama tersebut berpotensi membuat Sarana Menara Nusantara semakin bergantung pada pinjaman dari pihak ketiga untuk melakukan ekspansi.
Untuk sumber pendanaan belanja modal di tahun 2019 saja Sarana Menara Nusantara masih mengandalkan pinjaman dari lembaga keuangan. Pinjaman dianggap sebagai cara tercepat dan termudah untuk memenuhi kebutuhan keuangan korporasi.
Berdasarkan catatan Kontan.co.id, Desember tahun lalu Sarana Menara Nusantara berhasil memperoleh pinjaman sebesar Rp 600 miliar melalui PT iForte Solusi Infotek, yang 99,99% sahamnya dimiliki langsung oleh PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) yang 99,99% sahamnya dimiliki oleh Sarana Menara Nusantara.
Lalu bagaimana dengan belanja modal Sarana Menara Nusantara di tahun 2019? Beberapa waktu lalu Adam menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan belanja modal organik sekitar Rp 2,3 triliun untuk mengimbangi pertumbuhan industri menara telekomunikasi yang diproyeksikan tumbuh 5-7% secara tahunan (year on year) tahun ini. Pertumbuhan tersebut didorong oleh tingginya kebutuhan masyarakat akan telekomunikasi seluler pada tahun 2019 yang notabene adalah tahun politik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News