Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) mengumumkan akan melakukan perubahan kegiatan usaha.
Sebelum perubahan kegiatan usaha, SGRO menyelenggarakan usaha dalam bidang perkebunan buah kelapa sawit, industry minyak mentah kelapa sawit (crude palm oil/CPO), industri minyak mentah inti kelapa sawit (crude palm kernel oil), dan perdagangan besar buah yang mengandung minyak.
Selain itu, SGRO juga menjalankan usaha lain yang berkaitan dan menunjang kegiatan usaha utamanya.
“Di antaranya, pemanfaatan sisa hasil pengolahan pabrik kelapa sawit dan/atau produk turunannya, seperti usaha sumber energi terbarukan menggunakan limbah hasil pengolahan, berikut pengolahan dan perdagangannya,” kata manajemen SGRO dalam keterbukaan informasi tanggal 28 Maret 2025.
Sampoerna Agro akan mengubah kegiatan usaha dari usaha perkebunan dan industri kelapa sawit serta perdagangan besar buah yang mengandung minyak, menjadi aktivitas perusahaan holding dengan kode KBLI 64200.
Baca Juga: Kinerja Operasional Merdeka Copper Gold (MDKA) Meningkat Pada 2024
Alasannya, SGRO memandang perlu melakukan reorganisasi kegiatan usaha dengan fokus pada bidang investasi penyertaan modal pada entitas anak dan cucu (subsidiaries) untuk meningkatkan nilai (value) bagi subsidiaries sesuai visi dan misi perseroan.
Kelompok dalam kode KBLI 6420 mencakup kegiatan dari perusahaan holding (holding companies), yaitu perusahaan yang menguasai aset dari sekelompok perusahaan subsidiari dan kegiatan utamanya adalah kepemilikan kelompok tersebut. Holding companies juga tidak terlibat dalam kegiatan usaha perusahaan subsidiarinya.
“Kegiatannya mencakup jasa yang diberikan penasihat (counsellors) dan perunding (negotiators) dalam merancang merger dan akuisisi perusahaan,” paparnya.
Untuk itu, perseroan akan menyampaikan rencana tersebut pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 9 Mei 2025 mendatang.
Perubahan kegiatan usaha diproyeksikan SGRO dapat memberikan kontribusi dan pengaruh positif pada kondisi keuangan perseroan.
Dengan perubahan kegiatan usaha, SGRO memang bakal kehilangan pendapatan langsung dari kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit, pabrik kelapa sawit, dan perdagangan minyak kelapa sawit.
Namun, imbal hasil investasi penyertaan modal pada subsidiaries dan pemberian jasa penasihat (counsellors) dan perunding (negotiators) dapat mensubstitusi pendapatan dan manfaat keuangan dari kegiatan usaha sebelumnya sehingga tetap dapat meningkatkan nilai bagi para pemegang saham di masa mendatang.
Manajemen SGRO menegaskan, perubahan kegiatan usaha itu bisa didukung dan dikembangkan dengan kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) perseroan yang ada saat ini.
“Formasi management dan staff perseroan yang tersedia saat ini telah memadai untuk menjalankan Kegiatan Usaha sebagai perusahaan holding,” katanya.
Oleh karena itu, SGRO akan tetap mempertahankan management maupun staff operasional yang saat ini ada, dengan mempertimbangkan pengalaman dan keahlian dari management maupun staff operasional telah sejalan dengan lini usaha perseroan setelah perubahan kegiatan usaha.
“Tidak menutup kemungkinan untuk dilakukannya perekrutan tenaga baru yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan usaha perseroan,” ungkap manajemen Sampoerna Agro.
Baca Juga: Imbas Kebijakan Tarif Trump, Korea Selatan Pertimbangkan Naikkan Impor AS
Selanjutnya: Pasar Saham Terbakar, Robert Kiyosaki Sarankan Simpan 3 Aset Non-Wall Street
Menarik Dibaca: Promo Bakmi GM P3K Khusus Delivery Online, Tersedia 6 Paket Hemat Plus Gratis Ongkir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News