Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
Pabrik ini akan memproduksi lebih dari 400.000 metrik ton per tahun caustic soda dan 500.000 metrik ton per tahun ethylene dichloride (EDC). Hanya saja, Suryandi belum merinci kebutuhan investasi untuk proyek ini.
Dia hanya mengungkapkan, proyek tersebut diharapkan bisa menuntaskan Final Investment Decision (FID) pada tahun 2023. Kemudian memulai konstruksi pada kuartal I atau Kuartal II tahun depan.
"Kira-kira perlu tiga tahun, harapannya tahun 2026 sudah on stream," ungkap Suryandi.
Suryandi mengungkapkan, proyek chlor-alkal sebagai bagian dari konfigurasi pengembangan industri hilir di dalam kompleks Chandra Asri Perkasa (CAP2). Adapun pengerjaan proyek CAP2 mengalami pergeseran lantaran memerlukan beberapa penyesuaian imbas dari faktor global dan pandemi covid-19.
"Kami perlu hitung lagi, timing-nya juga lihat dulu perkembangan kondisi industri petrokimia. kami tinjau dalam enam bulan ini atau paling lambat akhir tahun," terang Suryandi.
Sebelumnya, TPIA juga telah mengakuisisi dua entitas usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS). Yakni PT Krakatau Daya Listrik (KDL) dan PT Krakatau Tirta Industri (KTI). Dengan transaksi senilai Rp 3,24 triliun, TPIA kini menggenggam 70% saham KDL dan 49% saham KTI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News