Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (12/9), saham emiten konstruksi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) melompat 8,72% menjadi Rp 1.860 per saham. Kemarin, saham WIKA berada di posisi Rp 1.720 per saham.
Melonjaknya saham WIKA terjadi setelah perseroan mengumumkan daftar kontrak baru senilai Rp 11,1 triliun. Kontrak baru sampai pekan pertama September tersebut telah memenuhi 53,47% dari target kontrak baru perseroan tahun ini sebesar Rp20,76 triliun.
Salah satu kontrak baru perseroan itu adalah, proyek pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) Underground CP 104-105 yang berlokasi di Ibukota Jakarta, dengan nilai proyek Rp294,53 miliar.
Berikut kontrak proyek baru emiten pelat merah ini:
- Proyek engineering procurement and constructions (EPC) untuk Stasiun Kompresi Gas (SKG) Rantau Panjang dan Pangkalan Brandan senilai Rp413 miliar
- Proyek EPC ESF Nom Crucible MOP PP Antam senilai Rp310 miliar
- Proyek pembangunan Pembangkit Listrik tenaga Uap (PLTU) Cilacap 660MW senilai Rp193 miliar
- Proyek Design dan Build Gedung Parkir Bandara Sepinggan senilai Rp167 miliar
- Pembangunan jalur RTGC penguatan dan peninggian jalan Tj Priok senilai Rp101,59 miliar
- Proyek MRT Underground CP 104-105 senilai Rp294,53 miliar
- Proyek EPCC of New Condensate and Diesel Tanks British Petroleum Ltd (BP) senilai Rp382 miliar.
- Perluasan Gedung Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta senilai Rp1,79 triliun
- Pembangunan University Hospital di Universitas Indonesia: Rp539,26 miliar
- Proyek Apartemen Balai Hinggil Surabaya Rp267 miliar
- Apartemen Dharma Husada Rp259 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News