kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham SIDO, KAEF, KLBF, mana yang paling prospektif saat ini?


Jumat, 03 April 2020 / 20:20 WIB
Saham SIDO, KAEF, KLBF, mana yang paling prospektif saat ini?
ILUSTRASI. Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak bisnis perusahaan yang terdampak wabah virus corona alias Covid-10. Meski begitu, emiten yang bergerak di bisnis farmasi dan obat-obatan diyakini masih memiliki prospek yang cukup cerah.

Sukarno Alatas, Analis OSO Sekuritas mengatakan dua emiten farmasi yang memiliki prospek positif saat pandemik Covid-19 adalah PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk (SIDO)

Sebab, kedua emiten ini akan mengalap berkah seiring dengan naiknya permintaan produk farmasi di tengah kondisi pandemik.

Baca Juga: Simak rekomendasi teknikal saham MIKA, SRIL dan INDF untuk hari ini

Di sisi lain, Analis Ciptadana Sekuritas Asia Robert Sebastian menilai KLBF bisa saja diuntungkan dengan adanya Covid-19. Namun, mengingat produk vitamin KLBF tidak begitu banyak, maka keuntungan yang diambil KLBF pun tidak begitu signifikan.

“Selain itu banyak juga produk KLBF yang dijual di toko-toko seperti Guardian dan Century, yang banyak ditemukan di pusat perbelanjaan (mall). Sedangkan sekarang mall sepi dan banyak yang tutup juga,” ujar Robert kepada Kontan.co.id, Jumat (3/4).

Menurut Robert, justru PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang lebih diuntungkan dalam kondisi pandemik saat ini. Sebab, emiten pelat merah tersebut menjual peralatan kesehatan seperti masker dan hand sanitizer di apotek-apotek miliknya.

Sedangkan untuk saham KLBF, Robert melihat katalis positif emiten ini datang dari rencana pembelian kembali (buyback) dengan jumlah saham yang akan dibeli maksimum 1,87 miliar saham.

Lebih lanjut, Robert tidak menampik emiten farmasi juga diberatkan dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang saat ini sedang terjadi. Mengingat, mayoritas bahan baku industri farmasi saat ini masih didatangkan dari impor.

Sementara itu, Kepala Riset Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menilai, SIDO berpotensi mencatatkan pertumbuhan yang lebih kuat tahun ini. Sebab, SIDO dinilai getol untuk melakukan ekspansi.

Dalam risetnya awal bulan lalu, Robertus mengatakan, saat ini SIDO sedang dalam proses mendaftarkan lisensi distribusinya di Vietnam, Myanmar, dan Ghana, yang diharapkan akan berdampak pada kinerja paruh kedua tahun ini.

Adapun Kresna Sekuritas memproyeksikan pendapatan SIDO tahun ini mencapai Rp 3,4 triliun dengan laba bersih mencapai Rp 902,3 miliar.

Sementara itu, Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan KLBF berusaha menambah stok bahan baku produksi yang didatangkan dari China dan India pada awal tahun. Penambahan stok ini dilakukan seiring kekhawatiran terhadap aktivitas ekonomi China menyusul merebaknya virus corona (Covid-19).

Baca Juga: Kinerja berpotensi loyo karena wabah corona, simak rekomendasi saham emiten ritel

Ternyata, penyebaran Covid19 terus meluas sehingga mengganggu operasional pabrik-pabrik bahan baku di China. Termasuk transportasi keluar dan masuk China.

KLBF diperkirakan mempunyai potensi kehilangan pendapatan sebesar Rp 100 miliar – Rp 200 miliar bila hambatan ini masih berlangsung melewati Juni 2020,” tulis Suria dalam riset, (11/3).

Namun, Suria memperkirakan bahan baku farmasi dari China masih akan cukup hingga Juni 2020. Proyeksi dia, penjualan KLBF pada tahun ini bakal tumbuh 6,7% dengan laba bersih hanya tumbuh 5% secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×