kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.383.000 0,36%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Saham sektor properti berkinerja buruk meski suku bunga tetap rendah, kenapa?


Selasa, 25 Mei 2021 / 17:45 WIB
Saham sektor properti berkinerja buruk meski suku bunga tetap rendah, kenapa?
ILUSTRASI. Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/5/2021). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks IDX Sector Properties & Real Estate per Senin (24/5) tercatat memiliki kinerja terburuk. Sejak awal 2021, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penurunan hingga 14,58% di sektor ini, meskipun Bank Indonesia (BI) tidak mengubah suku bunga acuannya di level terendah yaitu 3,5%. 

SVP Research Kanaka Hita Solvera menjelaskan kondisi ini disebabkan oleh daya beli konsumen yang turun drastis, ini juga tercermin dari penurunan PDB per kapita Indonesia dari 2019 ke 2020, dari US$ 4.100 menjadi US$ 3.900 akibat penutupan ekonomi total di 2020. 

"Dan dari laporan keuangan 2020 sektor properti menjadi yang terburuk diantara semua sektor di IHSG. Apalagi rumah adalah big ticket items," jelas Janson kepada Kontan, Selasa (25/5). 

Baca Juga: Meski suku bunga tetap rendah, tapi indeks saham sektor properti belum terkerek naik

Big ticket items yang dimaksud adalah membutuhkan jumlah nominal yang besar dan harganya sangat sensitif apabila ada penurunan daya beli. 

Janson juga mengatakan kebijakan penahanan suku bunga BI yang diumumkan hari ini serta pelonggaran LTV tidak  mempengaruhi harga saham properti, karena pasar sudah memperhitungkannya di harga saat ini. 

Namun, Janson melihat sektor properti mulai bangkit di kuartal II-2021 dengan catatan tingkat vaksinasi bertambah dan kasus positif melandai. Selain itu earning per share (EPS) di kuartal dua ini bakal mengalami pertumbuhan secara tahunan dibanding kuartal II-2020 yang menyentuh level terendahnya. 

Janson memiliki penilaian netral pada sektor properti, namun saham yang dinilai menarik adalah BSDE dan CTRA. Janson merekomendasikan beli saham BSDE di level Rp 1.050 dengan target harga Rp 1.400 dan beli CTRA di level Rp 1.020 dengan target harga Rp 1.300. 

Selanjutnya: Kebijakan suku bunga BI diprediksi bakal mendorong penguatan IHSG pada Kamis (27/5)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×