kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   16.000   0,85%
  • USD/IDR 16.260   0,00   0,00%
  • IDX 6.928   30,28   0,44%
  • KOMPAS100 1.008   6,44   0,64%
  • LQ45 773   2,07   0,27%
  • ISSI 227   2,98   1,33%
  • IDX30 399   1,47   0,37%
  • IDXHIDIV20 462   0,59   0,13%
  • IDX80 113   0,62   0,55%
  • IDXV30 114   1,38   1,22%
  • IDXQ30 129   0,27   0,21%

Meski suku bunga tetap rendah, tapi indeks saham sektor properti belum terkerek naik


Selasa, 25 Mei 2021 / 17:03 WIB
Meski suku bunga tetap rendah, tapi indeks saham sektor properti belum terkerek naik
ILUSTRASI. Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/5/2021). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan di level terendahnya yaitu 3,5%. Level suku bunga rendah dikatakan berimbas pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang juga akan pada level rendah. Dus rendahnya suku bunga acuan diharapkan dapat mendorong penjualan rumah. 

Namun, apabila melihat indeks saham sektor properti dan real estate alias IDX Sector Properties & Real Estate per Senin (24/5), menunjukkan kinerja terburuk sepanjang 2021. IDX Sector Properties & Real Estate turun 14,58% year to date (ytd). 

Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menjelaskan indeks tersebut dipengaruhi oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih dalam tekanan jual, sehingga belum busa menggerakkan harga meskipun secara kinerja marketing sales alias pendapatan pra-penjualan kuartal I-2021 meningkat. 

Baca Juga: Kebijakan suku bunga BI diprediksi bakal mendorong penguatan IHSG pada Kamis (27/5)

"Terkait pengumuman kebijakan suku bunga yang juga nanti hasilnya tetap, pasar merespon biasa saja karena sudah diperkirakan di awal," jelas Sukarno, Selasa (25/5). 

Namun, Sukarno melihat prospek sektor properti cukup baik dengan melihat suku bunga tetap rendah. Dus, dia merekomendasikan untuk akumulasi beli saham BSDE, CTRA, ASRI, KIJA dan DMAS karena tergolong masih di bawah harga wajarnya. 

"Dan masih bisa dilirik atau jadi watchlist untuk nantinya jika sudah ada sinyal beli kembali," jelasnya. 

Sukarno memberikan target harga untuk BSDE di level Rp 1.275, CTRA Rp 1.285. Untuk saham lainnya seperti ASRI, KIJA dan DMAS memiliki potensi kenaikan 10% hingga 15%. 

 

Selanjutnya: IHSG menguat 0,91% ke 5.815 hingga tutup pasar Selasa (25/5)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×