kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saham-saham laggard ini masih menarik untuk dilirik


Jumat, 26 Februari 2021 / 08:10 WIB
Saham-saham laggard ini masih menarik untuk dilirik


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, saham-saham berkapitalisasi pasar jumbo menjadi pemberat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal bulan Februari hingga penutupan perdagangan Kamis (25/2). 

Adapun saham-saham dengan kapitalisasi pasar di atas Rp 100 juta itu mendominasi lima teratas saham laggard Februari yakni PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI),  PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA). Kelimanya memiliki kapitalisasi pasar antara Rp 100 triliun hingga Rp 226 triliun. 

Setelahnya, PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).  

Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismunandar bilang, tekanan yang dialami ASII dipicu oleh aksi jual bersih atau net sell investor asing yang cukup besar sepanjang bulan Februari 2021. Asal tahu saja, sepanjang Februari 2021 saham ASII yang dilepas asing hingga Rp 1,4 triliun. Tertinggi setelah BMRI yang mencatatkan net sell hingga Rp 1,6 triliun. 

Baca Juga: Pendapatan Astra International (ASII) susut 26,98% sepanjang 2020

"Aksi jual bersih asing yang cukup besar menjelang jadwal rilis laporan keuangan 2020," jelas Anggaraksa kepada Kontan.co.id, Kamis (25/2). Sentimen ini cenderung mendominasi pergerakan saham ASII sehingga angin segar terkait PPnBM 0% tidak terasa signifikan ke harga sahamnya. 

Tidak jauh berbeda, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengungkapkan, dampak PPnBM 0% dinilai tidak langsung terefleksi terhadap kinerja saham ASII saat ini. Menurutnya, pelaku pasar akan mencermati kinerja keuangan di kuartal I dan kuartal II 2021.

"Dampak permintaan terhadap kebijakan tersebut baru akan terlihat," ujar Okie kepada Kontan.co.id, Kamis (25/2). Oleh karenanya, secara psikologis, pelaku pasar cenderung wait and see.

Baca Juga: IHSG diproyeksi menguat, 6 saham ini direkomendasikan analis pada Jumat (26/2)  

Sementara, terhadap saham-saham barang konsumen yang cenderung mendominasi saham-saham laggard, Okie bilang itu dipicu perkembangan pemulihan daya beli masyarakat pada kuartal I ini yang diproyeksikan masih melambat. Sehingga, diprediksi akan berdampak pada permintaan emiten. 

Kendati kinerja sektor barang konsumen kurang memuaskan, pemulihan ekonomi nasional mulai tercermin dari membaiknya indeks PMI Manufaktur diharapkan dapat berdampak pada kinerja emiten. 

Oleh karena itu, terhadap saham-saham barang konsumen itu Okie cenderung menyarankan buy ICBP dengan target harga Rp 10.175, hold MYOR dengan target harga Rp 2.750, dan hold UNVR dengan target harga Rp 7.500. 

Sementara Anggaraksa melihat, saham-saham barang konsumen cenderung masih lagging karena saham sektor defensif memang kurang atraktif di siklus awal pemulihan ekonomi seperti saat ini. 

Baca Juga: Wall Street melemah, investor beralih dari saham ke obligasi saat yield naik

"Investor lebih melirik saham-saham siklikal yang berpotensi bergerak lebih agresif di masa recovery," ujar Anggaraksa. Dia menambahkan, TBIG yang digadang-gadang bergerak di industri yang prospektif di tengah pandemi Covid-19 pun masuk saham laggard karena pergerakan harga sahamnya memang perlu konsolidasi wajar pasca kenaikan lebih dari 30% di bulan Januari lalu. 

Dia cenderung merekomendasikan overweight untuk UNVR dengan target harga Rp 7.600 dan ASII dengan target harga Rp 5.800 per saham. 

Baca Juga: Vaksin belum efektif, saham-saham ini masih akan menjadi pemberat laju IHSG

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×