Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi
Sementara itu, emiten-emiten yang berbasis pada ekspor seperti emiten sektor tambang dan emiten lain yang menjual produknya ke luar negeri dengan pendapatan berbasis dolar akan tertekan dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) dan PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) menjadi contoh dari emiten yang dirugikan saat dollar melemah.
Meski demikian, sambung Chris, saham SRIL dengan harganya yang cenderung murah masih menarik untuk dikoleksi, saat ini PER SRIL tercatat 3,07 kali dengan PBV di 0,46 kali.
Baca Juga: Simak rekomendasi analis untuk saham emiten menara berikut ini
“Tetapi untuk WOOD dengan peningkatan yang cukup signifikan belakangan ini perlu kembali diperhatikan apakah kinerja WOOD memang menggambarkan adanya peningkatan, sehingga wait and see lebih dulu untuk WOOD,” ungkap Chris.
Pada perdagangan hari ini saham WOOD terpantau stagnan, namun memang sudah melesat hingga 26,90% dalam satu bulan terakhir ke harga Rp 500 per saham.
Selanjutnya: Saham big caps berpotensi jadi incaran asing, simak rekomendasi analis berikut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News