Reporter: Nur Qolbi | Editor: Handoyo .
Selain itu, merebaknya virus Corona juga menjadi salah satu penyebab penurunan harga saham-saham CPO. Maklum saja, China merupakan salah satu negara dengan konsumsi CPO terbesar. "Sehingga merebaknya virus ini membuat konsumsi CPO menjadi berkurang," kata Chris saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (2/2).
Meskipun begitu, menurut dia, jika dibandingkan tahun lalu, harga jual CPO saat ini masih cukup tinggi. Oleh karena itu, ia melihat prospek yang positif untuk saham-saham CPO. Chris menyarankan investor untuk buy saham CPO, sebab harganya yang sudah tergolong murah.
Baca Juga: Topang agenda ekspansi tahun ini, DSNG anggarkan capex hingga Rp 1 triliun
Sementara itu, Analis Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan, untuk mengukur potensi kenaikan harga jual CPO yang signifikan, investor perlu melihat perkembangan situasi yang ada. Salah satunya adalah seberapa mungkin Indonesia dapat memanfaatkan peluang peningkatan permintaan ekspor terkait dengan adanya pemboikotan impor CPO dari Malaysia oleh India.
Di sisi lain, ia menilai harga jual CPO masih tergolong fluktuatif karena tergolong komoditas yang news driven. "Sebelumnya harga CPO sempat drop 10% dalam sehari. Kemudian, hari berikutnya naik 6% karena ada pemberitaan bahwa virus Corona bisa dikendalikan," kata dia.
Oleh karena itu, saat ini, ia menyarankan investor untuk memperdagangkan saham-saham ini secara jangka pendek. Ia merekomendasikan investor untuk memperhatikan saham AALI, LSIP, dan BWPT.
Alasannya, saat ini, ketiga saham tersebut sudah berada di area support-nya. "Jadi, turunnya sudah cukup dalam. Investor bisa me-monitor dulu. Kalau mulai ada kenaikan bisa spekulatif untuk beli bertahap," ucap Liza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News