Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Saham-saham Grup Bakrie memerah pada perdagangan, Kamis (16/2), bahkan tren pelemahan tersebut mulai terjadi sejak Senin (13/2). Analis menduga, beberapa anak usaha dari Grup Bakrie bakal melakukan aksi reverse stock split yang akhirnya direspons negatif oleh pasar.
Bima Setiaji, Analis NH Korindo Securities menilai, emiten-emiten yang tergabung dalam Grup Bakrie bakal melakukan efisiensi biaya transaksi akibat berkurangnya jumlah lembar saham yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
“Ini berdampak jumlah saham perusahaan yang beredar menjadi sedikit dan harapannya harga saham akan naik,” ujarnya kepada KONTAN, Kamis (15/2). Namun begitu, pelaku pasar cenderung merespons negatif aksi korporasi tersebut.
Bima menjelaskan, aksi tersebut biasa dilakukan oleh emiten yang harga sahamnya sudah ‘tidur’ cukup lama di bursa atau tidak bergerak dari level Rp 50. Nah, aksi reverse stock split yang dilakukan oleh emiten diprediksi akan mengurangi minat investor untuk membeli sehingga membuat transaksi menjadi sepi. “Ketika sudah sepi, harga semakin turun dan berpotensi kembali ke harga awal,” imbuhnya.
Menurut Bima, tahun ini, saham PT Bakrie Plantations Tbk (UNSP) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) bakal melakukan aksi tersebut. Mengutip Bloomberg, saham UNSP ditutup melemah 16,67% di level Rp 55 per saham pada perdagangan Kamis (16/2). Setali tiga uang, saham ENRG pun mencatatkan penurunan hingga 23,53% ke level Rp 52.
Selanjutnya, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) jatuh 18,26% ke Rp 94, PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) turun 15,19% ke Rp 67, PT Benakat Integra Tbk (BIPI) turun 12,59% ke Rp 125, dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) turun 11,44% ke Rp 356.
Ke depan, Bima menilai, saham-saham Grup Bakrie masih memiliki potensi untuk rebound di level 352 – 360. “Namun jika sudah break support, maka emiten grup Bakrie berpotensi menjadi tren bearish,” katanya.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini juga ditutup bergerak terbatas cenderung melemah tipis 0,05% ke level 5.377,998 dari hari sebelumnya. Pelaku pasar memilih wait and see pasca pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News