kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham Grup Bakrie mulai hot lagi


Kamis, 26 Januari 2017 / 11:50 WIB
Saham Grup Bakrie mulai hot lagi


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Inilah isu paling hot di bursa saham pekan ini! Lama tidur panjang di harga Rp 50 per saham, kemarin, nyaris semua saham Grup Bakrie serempak bangkit. Saham-saham itu bahkan menguasai posisi lima teratas saham dengan volume dan nilai perdagangan tertinggi.

Kemarin (25/1), harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) naik 1,25% dibanding hari sebelumnya jadi Rp 486 per saham. Sepanjang tahun ini, harga saham BUMI sudah menguat sekitar 74,82%

Kemarin, nilai transaksi saham BUMI di bursa mencapai Rp 644,67 miliar. Ini adalah nilai transaksi tertinggi di perdagangan Rabu (25/1).

Nilai kapitalisasi pasar BUMI juga melesat menjadi Rp 17,8 triliun. Setahun terakhir, nilai itu naik 872% dari Rp 2,04 triliun. Kenaikan saham BUMI ditengarai berkat masuknya saham BUMI dalam jajaran indeks LQ45.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava menyatakan, masuknya BUMI ke indeks LQ45 mengindikasikan prospek positif emiten ini. Menurut dia, saat ini harga BUMI sudah undervalued ketimbang prospek kinerja.

"BUMI sudah membukukan laba bersih di kuartal III-2016, kami memperkirakan laba bersih di akhir 2016 akan meningkat," kata Dileep kepada KONTAN, Rabu (25/1).

Selain saham BUMI, saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) juga naik. Kenaikan harga saham ini bahkan mencapai 21,92% dalam sehari, ke level Rp 89 per saham. Saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) juga naik 4,55% jadi Rp 69 per saham.

Saham ini mulai meninggalkan level gocap pada perdagangan awal pekan ini. Saham PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) juga bergerak tajam. Kemarin, saham perusahaan sawit ini naik 18,97% jadi Rp 69 per saham.

Tetap waspada

Apakah kenaikan serentak itu menandai awal kebangkitannya di bursa? Entahlah. Secara umum, kenaikan harga saham emiten Grup Bakrie ditopang oleh dua sentimen, yakni kenaikan harga komoditas, serta restrukturisasi utang mereka.

Meski demikian, analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra mengatakan, kendati dari sisi likuiditas, volume dan frekuensi transaksi cukup tinggi, saham emiten Grup Bakrie masih berisiko. "Untuk jangka panjang masih berisiko," kata Aditya.

Alhasil, investor harus tetap waspada. Analis First Asia Capital David Sutyanto menilai, saham BUMI yang masuk LQ45 bisa dilirik. "Dengan memilih LQ45, kita sudah meminimalisir risiko likuiditas," terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×