Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi pemecahan nilai nomimal saham alias stock split PT Petrosea Tbk (PTRO) mendapat sambutan positif dari pelaku pasar. Harga PTRO menguat 5,11% ke posisi Rp 2.880 per saham pada hari perdana penerapan harga baru pasca stock split, Jumat (3/1).
Emiten dari konglomerasi milik taipan Prajogo Pangestu ini melakukan stock split dengan rasio 1:10, atau memecah nilai nominal saham dari Rp 50 menjadi Rp 5 per saham. Harga teoritis PTRO setelah stock split pun berubah menjadi Rp 2.740 per saham.
Harga baru itu memperhitungkan harga penutupan PTRO pada akhir cum di pasar reguler sebesar Rp 27.450 per saham pada Kamis (2/1). Adapun, pelaksanaan stock split ini telah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PTRO pada 16 Desember 2024.
Stock split diharapkan akan meningkatkan permintaan atas saham PTRO.
"Menarik minat para calon investor baru dan memperluas basis pemodal, baik kelompok pemodal nasional maupun pemodal asing, serta klasifikasi pemegang saham perorangan dan badan usaha," ungkap Manajemen PTRO dalam rilis RUPSLB.
Baca Juga: Harga Saham Petrosea (PTRO) Jadi Rp 2.740, Melonjak Saat Buka Pasar Jumat (3/1)
Research Analyst Stocknow.id Emil Fajrizki mengamati stock split membawa sentimen positif bagi pergerakan saham PTRO. Aksi korporasi ini dapat meningkatkan likuiditas saham, memperluas basis investor, serta menopang pergerakan harga di level yang lebih stabil.
Apalagi, PTRO punya prospek kinerja yang terbilang apik. Emil menyoroti sejumlah katalis yang bisa mendongkrak kinerja PTRO. Terutama dari outlook harga komoditas tambang yang berpeluang membaik di 2025, diversifikasi portofolio bisnis, serta kontribusi dari kontrak yang telah diamankan PTRO pada tahun lalu.
"Secara keseluruhan, dengan fondasi yang kuat melalui kontrak jangka panjang dan kemampuan operasional yang efisien, PTRO memiliki peluang untuk melanjutkan pertumbuhan kinerjanya di 2025," kata Emil kepada Kontan.co.id, Jumat (3/1).
Sekadar mengingatkan, pada tahun lalu PTRO mengantongi beberapa kontrak, baik yang berasal dari luar maupun sinergi di dalam Grup Petrindo. Salah satunya kontrak dengan PT Daya Bumindo Karunia (DBK) untuk proyek integrasi dan pembangunan fasilitas produksi pada area tambang batubara metalurgi di Kalimantan Tengah.
Adapun, DBK merupakan anak usaha dari PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), emiten tambang yang dikuasai oleh Prajogo Pangestu. CUAN merupakan induk dari PT Kreasi Jasa Persada, perusahaan yang menjadi pengendali PTRO dengan kepemilikan 41,52% saham.
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas Imam Gunadi menilai sinergi dengan Grup Petrindo bakal mendukung performa PTRO dan prospek jangka panjangnya. "Sedangkan kontrak-kontrak yang sudah diamankan akan memberikan stabilitas pendapatan," ujar Imam.
Hal itu bisa menjadi daya tarik terhadap saham PTRO. Apalagi setelah stock split, harga PTRO lebih terjangkau untuk ditransaksikan. Imam pun melirik saham PTRO dengan target harga di level Rp 3.100 usai breakout resistance.
Emil juga menilai saham PTRO layak dikoleksi. Hanya saja, dia menyarankan pelaku pasar untuk berhati-hati lantaran pada tahun lalu harga PTRO sudah naik tinggi. Asal tahu saja, PTRO menjadi saham dengan lonjakan harga paling tinggi di sektor energi, yakni 426,19% sepanjang 2024.
Dus, Emil mengingatkan untuk mewaspadai adanya aksi profit taking oleh sebagian investor. Sebagai pertimbangan jangka pendek, PTRO bisa dikoleksi dengan target harga Rp 3.100 - Rp 3.300. Sedangkan untuk jangka panjang target harga berada di Rp 3.500 - Rp 3.700.
Pendiri WH-Project William Hartanto melihat secara teknikal tren harga PTRO masih belum berbalik arah. Dus, William menaksir harga saham PTRO masih berpotensi melanjutkan penguatan setelah stock split.
"Stock split hanya mengubah nominal, tapi tidak mengubah tren. Jadi karena tren PTRO sebelum split sudah naik, maka berpeluang lanjut menguat," ungkap William.
Dengan harga baru setelah stock split, William menaksir target PTRO ada di level Rp 3.000 - Rp 3.500. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana sependapat, laju saham PTRO masih berada di fase uptrend.
Secara teknikal, PTRO masih mampu berada di atas MA20 dengan volume yang relatif besar. Herditya menyarankan trading buy PTRO mempertimbangkan support di Rp 2.738, resistance di Rp 3.000, untuk target harga pada level Rp 3.050 - Rp 3.100 per saham.
Selanjutnya: Kurang Puas dengan Libur Tahun Baru? Tenang, Akhir Januari 2025 Ada Long Weekend Lagi
Menarik Dibaca: Cara Bijak Investasi di Pasar Saham, Ini Tips dari BNI Sekuritas!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News