Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Petrosea Tbk (PTRO) getol menggelar sejumlah aksi di awal bulan November 2024. Terbaru, emiten tambang yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu ini mengumumkan rencana pemecahan saham alias stock split.
PTRO akan melakukan pemecahan saham dengan rasio 1:10, atau satu saham lama menjadi 10 saham baru. Dengan begitu, nilai nominal saham PTRO akan berubah dari sebelumnya Rp 50 per saham menjadi Rp 5 per saham setelah stock split.
Jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh pun ikut berubah dari sebelumnya 1.008.605.000 saham menjadi 10.086.050.000 saham setelah stock split.
"Pemecahan saham tidak berdampak negatif terhadap posisi keuangan Perseroan," ungkap Manajemen PTRO dalam keterbukaan informasi Kamis (7/11).
Baca Juga: Petrosea (PTRO) Teken Term Sheet Kontrak Jasa Tambang Batubara Rp 4,03 Triliun
Pemecahan nilai nominal saham diharapkan dapat menjadikan harga saham PTRO lebih terjangkau oleh investor pasar modal, terutama pemegang saham perorangan. Sehingga dapat meningkatkan likuiditas dan frekuensi perdagangan saham PTRO.
"Harga saham yang lebih terjangkau diharapkan akan meningkatkan permintaan atas saham Perseroan, menarik minat para calon investor baru dan memperluas basis pemodal, baik kelompok pemodal nasional maupun pemodal asing, serta klasifikasi pemegang saham perorangan dan badan usaha," jelas Manajemen PTRO.
PTRO akan terlebih dulu meminta persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 16 Desember 2024. Sebelum mengumumkan rencana stock split, PTRO menginformasikan telah menandatangani term sheet perjanjian jasa pertambangan batubara.
PTRO menekan term sheet tersebut pada 5 November 2024 antara PT Niaga Jasa Dunia (NJD) dan PT Bara Prima Mandiri (BPM). PTRO bertindak sebagai kontraktor jasa pertambangan. BPM merupakan pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) yang berlokasi di Barito Selatan, Kalimantan Tengah.
Sedangkan NJD selaku perusahaan yang diberikan wewenang untuk mengoperasikan tambang. Ruang lingkup pekerjaan yang diberikan kepada PTRO adalah pengupasan lapisan penutup dan penggalian batubara.
Sekretaris Perusahaan Petrosea, Anto Broto mengungkapkan durasi perjanjian berdasarkan term sheet berlaku efektif dari 5 November 2024 sampai dengan 31 Desember 2032.
"Durasi perjanjian jasa pertambangan tersebut akan tunduk pada pemenuhan persyaratan-persyaratan yang telah disepakati para pihak," kata Anto.
Estimasi produksi lapisan penutup sebesar 135,46 juta Bank Cubic Meter (BCM) dan produksi batubara sebanyak 7,53 juta ton. Sedangkan estimasi nilai pekerjaan berdasarkan term sheet tersebut mencapai Rp 4,03 triliun.
Baca Juga: Emiten Tambang Prajogo Pangestu Petrosea (PTRO) Siap Stock Split Rasio 1:10
"Memberikan dampak positif terhadap kelangsungan usaha Perseroan serta meningkatkan kinerja operasional dan keuangan Perseroan," imbuh Anto.
Selain rencana stock split dan raihan kontrak baru, PTRO menggelar aksi berupa pendirian entitas usaha baru melalui anak usahanya, PT Petrosea Infrastruktur Nusantara (PIN). Pada 31 Oktober 2024, PIN mendirikan anak usaha baru yang diberi nama PT Usaha Berlayar Lancar (UBL).
UBL bergerak di bidang pengangkutan dan pergudangan barang dengan kegiatan usaha angkutan laut perairan pelabuhan dalam negeri. "UBL akan menunjang kegiatan usaha Perseroan dan memperluas jaringan usaha sebagai bagian dari rencana strategis pengembangan usaha," kata Anto.
Pelaku pasar pun tampak merespons positif aksi PTRO, terutama usai mengumumkan rencana stock split. Harga saham PTRO bergerak dalam rentang Rp 17.150 - Rp 19.125 secara harian dan ditutup menguat 4,71% ke level Rp 17.775 per saham pada perdagangan Kamis (7/11).
Research Analyst Stocknow.id Emil Fajrizki menyoroti potensi raihan kontrak baru dengan nilai yang cukup jumbo akan memperkuat prospek pertumbuhan dan fundamendal PTRO dalam jangka panjang. Sedangkan aksi stock split nantinya akan meningkatkan likuiditas PTRO, karena harga yang lebih terjangkau bagi investor ritel.
"Dalam jangka pendek, ini bisa menciptakan sentimen positif yang mendongkrak harga saham, mengingat minat beli yang biasanya meningkat," kata Emil kepada Kontan.co.id, Kamis (7/11).
Emil menilai saham PTRO masih layak untuk di akumulasi dengan strategi buy on weakness, usai sebelumnya melemah dalam empat perdagangan beruntun. Bagi yang sudah mengantongi saham PTRO, Emil menyarankan hold mencermati support Rp 16.300 dan resistance di Rp 19.975.
Sedangkan secara teknikal, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo menyarankan untuk wait and see terlebih dulu terhadap saham PTRO. Perhatikan support di area Rp 16.300 dan resistance pada level Rp 19.000 per saham.
Selanjutnya: HLF MSP dan IAF ke-2 Perkuat Posisi Indonesia dan Solidaritas Global
Menarik Dibaca: Hujan Turun Merata, Ini Ramalan Cuaca Besok (8/11) di Banten
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News