kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham penghuni indeks LQ45 sudah naik tinggi, emiten pertambangan mendominasi


Senin, 28 Desember 2020 / 18:11 WIB
Saham penghuni indeks LQ45 sudah naik tinggi, emiten pertambangan mendominasi
ILUSTRASI. Sejak awal tahun atau secara year-to-date, IHSG hanya terkoreksi tipis 3,27%.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,41% ke level 6.093,55. Alhasil, koreksi yang terjadi pada indeks semakin menipis. Sejak awal tahun atau secara year-to-date, IHSG hanya terkoreksi tipis 3,27%.

Bersamaan, harga saham-saham penghuni Indeks LQ45 sudah mulai pulih. Bahkan, saham di indeks dengan konstituen paling likuid ini ada yang sudah naik tinggi dibanding harga akhir tahun lalu. Saham emiten di sektor pertambangan masih mendominasi jajaran saham LQ45 dengan return tertinggi.

Saham PT Merdeka Copper Tbk (MDKA) masih memuncaki klasemen penghuni Indeks LQ45 dengan return tertinggi. Saham produsen emas ini naik 140,19% sejak awal tahun.  Di posisi kedua, terdapat saham PT Aneka Tambang  Tbk (ANTM) dengan kenaikan 138,10% secara YTD. Saham emiten produsen nikel lainnya, yakni PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga telah memberi return positif sebesar 46,98% sejak awal tahun.

Bukan hanya tambang emas dan nikel, saham emiten yang bergerak di pertambangan batubara juga mulai menggeliat. Saham PT Indo Tambangraya Tbk (ITMG) misalnya, menguat 25,05% sejak awal tahun. Selain itu, saham PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga telah memberi return positif masing-masing 25,09% dan 7,14%.

Baca Juga: Prospek saham sektor pertambangan dan keuangan tahun 2021 ini cukup menarik

Saham-saham ini pun diyakini masih prospektif seiring dengan menguatnya harga komoditas. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, jika pelaku pasar menggunakan proyeksi tahun depan dengan asumsi adanya kenaikan harga komoditas, harga saham-saham tambang saat ini masih tergolong di bawah nilai wajar (undervalued).

“Artinya, potensi menguat kembali tetap ada. Koreksi saat ini merupakan hal wajar dan tergolong koreksi wajar,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Senin (28/12).

Sejumlah komoditas pun masih menunjukkan tajinya akhir-akhir ini. Misalkan saja, batubara. Melansir Bloomberg, harga batubara Newcastle berada di level US$ 83,6 per ton pada Kamis (24/12). Bahkan, pada Rabu (23/12), harga batubara menyentuh level US$ 84 per ton yang merupakan harga tertingginya sepanjang tahun ini.

Pada tahun 2021, Kiwoom Sekuritas mengerek target harga batubara dengan harga di kisaran US$ 78 per ton sampai US$ 89 per ton. Target ini upgrade dari sebelumnya sebesar US$ 65 per ton.

Baca Juga: Simak rekomendasi saham kapitalisasi kecil menengah paling lincah dalam SMC Liquid

Di sisi lain, pada kuartal ketiga 2020, harga batubara telah naik signifikan dan menyentuh level US$ 84 per ton. “Harga batubara rebound sejalan dengan dimulainya vaksinasi di beberapa negara,” terang Sukarno.

Pun demikian dengan harga komoditas nikel yang masih dalam jalur uptrend. Per Kamis (24/12), harga nikel di Bursa London Metal Exchange (LME) berada di level US$ 16.993 per ton. Nikel juga sempat menyentuh level tertingginya tahun ini di harga US$ 17.590 per ton pada perdagangan Senin (14/12).

Alhasil, penguatan harga komoditas akan berdampak pada aspek fundamental emiten tambang. Sukarno menyebut, dengan asumsi adanya pertumbuhan  kinerja, kesempatan pembagian dividen akan lebih besar dan akan berpengaruh untuk rasio dividend payout ratio.  

Baca Juga: IHSG naik lebih dari 23% di kuartal keempat, simak saham pilihan untuk awal 2021

Investor bisa mulai masuk kembali ke saham-saham ini ketika sinyal beli telah muncul kembali. Atau, strategi jangka pendeknya ketika harga kembali membentuk swing low sebagai indikasi sinyal beli.

Adapun yang sudah menunjukkan sinyal buy kembali antara lain saham ANTM dan INCO. Sedangkan untuk saham ITMG, UNTR, dan PTBA, Sukarno bilang investor tinggal menunggu konfirmasi candle selanjutnya yang harus bullish atau bisa juga melakukan akumulasi buy dari sekarang. Untuk ITMG, Kiwoom Sekuritas Indonesia mematok target harga di Rp 16.700 dengan rekomendasi overweight.

Baca Juga: IHSG ditutup melesat 1,41%, saham-saham ini banyak dikoleksi asing, Senin (28/12)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×