Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Peng Tjoan, Presiden Direktur PT Alakasa Industrindo Tbk (ALKA) mengaku tengah mencari tahu atas fenomena melejitnya harga saham perseroan dalam waktu singkat. Sampai saat ini harga saham ALKA tercatat berada di level Rp 530, dari yang sebelumnya hanya kisaran Rp 115.
Kondisi tersebut menyebabkan perseroan masuk dalam daftar Unusual Market Activity (UMA) dan mendapatkan suspend dari Bursa Efek Indonesia (BEI). “Dari diskusi kami, tidak ada fakta material yang tidak kami terangkan. Sebenarnya sejak kami publikasi laporan keuangan H1 di Juli lalu harga saham tidak naik lagi,” ungkap Peng dalam Paparan Publik Insidentil, BEI, Kamis (31/8).
Peng mengaku tidak mampu menjelaskan fenomena apa yang terjadi, namun yang jelas perusahaannya tengah melacak penyebab fluktuasi harga saham ALKA. Adapun sampai akhir tahun ini ALKA belum akan melakukan ekspansi khusus.
“Kami juga belum menggelontorkan capital expenditure (capex), karena sebagian besar usaha kami saat ini trading (dagang),” tukasnya. Memang ALKA memiliki pabrik produksi aluminium extrusion, namun kapasitasnya terbilang tidak terlalu besar.
Peng menjabarkan, bahwa saat ini pabrik tersebut memiliki kapasitas terpasang 200 M/T tiap bulannya. “Saat ini mampu memproduksi 100 M/T per bulan,” sebutnya.
Penjualan aluminium extrusion sampai semester satu 2017 tumbuh 14% menjadi 670 M/T, dengan rincian 599 M/T untuk pasar local dan 7 M/T untuk ekspor. “Jumlah tersebut tidak terlalu signifikan ketimbang perdagangan alumina kami,” ujar Peng.
Alumina yang dijual di semester satu 2017 mencapai 143.696 M/T. produk ini didapatkan ALKA dari berbagai tempat. Peng mengatakan, untuk local perusahaannya mengandalkan pembelian dari satu pabrik yang memproduksi alumina di Kalimantan. Sedang suplai dari luar negeri lebih sering didapati di Australia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News