Sumber: KONTAN | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpotensi terkoreksi. Bahkan kemarin, IHSG minus 2,88%, dan berakhir di posisi 2.355,31. Koreksi IHSG kemarin menjadi yang terdalam ketimbang bursa saham Asia lainnya.
Posisi penurunan IHSG kali ini di luar perkiraan banyak analis. Sebelumnya, para analis menduga, IHSG tidak akan turun ke bawah 2.400.
Analis E-Trading Securities Suryadi menjelaskan, saat ini pasar saham sedang terpengaruh sentimen negatif penguatan dollar AS. Semenjak dollar AS menguat, dana investor mulai beralih dari pasar saham ke pasar uang.
Padahal, kenaikan harga komoditas lebih karena pelemahan dollar AS, bukan murni kenaikan permintaan. "Dollar AS mulai menguat, harga komoditas turun," tandasnya.
Situasi ini lantas mempengaruhi penilaian pasar terhadap kinerja saham-saham berbasis komoditas dan pertambangan. Maklum, penguatan dollar AS akan menggerus harga komoditas, serta menurunkan pendapatan dan laba emiten komoditas.
Suryadi menyarankan, untuk mengurangi risiko kerugian di masa sekarang, investor bisa melirik saham-saham sektor barang konsumsi dan properti.
Saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan saham di Grup Ciputra, sebagai contoh, bisa menjadi pilihan. Mereka termasuk saham defensif (defensive stock) alias saham yang paling mampu bertahan dari gonjang-ganjing pasar.
Suryadi menilai, sektor barang konsumsi relatif stabil sebagai pilihan investasi. Pengaruh fluktuasi dollar AS atau kondisi ekonomi tidak terlalu mempengaruhi kinerja. Sebab, konsumsi tetap akan tumbuh dari tahun ke tahun. Meski tumbuh lambat, kinerja emiten barang konsumsi tidak pernah negatif.
Ia mengambil contoh saham INDF, yang masih berpotensi menguat hingga ke Rp 3.200 per saham. Harga INDF pada penutupan kemarin berada di posisi Rp 2.850 per saham.
Selain INDF, Analis Asia Kapitalindo Securities Arga Paradita Sutiono merekomendasikan saham-saham properti. Alasannya, kinerja saham-saham sektor properti masih bagus. Apalagi ada rencana kenaikan harga rumah dalam waktu dekat.
Arga juga menyarankan saham telekomunikasi dan finansial. Tapi, investor harus mewaspadai tren penguatan dollar AS. Jika dollar AS menguat sampai akhir tahun, investor harus keluar dari sana.
Arga memberi target harga saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) Rp 834 per saham dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) Rp 700 per saham. Kemarin, harga CTRA Rp 580 dan BSDE Rp 680 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News