kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham Indofarma (INAF) naik 277,01% sejak awal tahun, ini rekomendasi selanjutnya


Selasa, 24 November 2020 / 20:42 WIB
Saham Indofarma (INAF) naik 277,01% sejak awal tahun, ini rekomendasi selanjutnya
ILUSTRASI. BEI mengawasi pergerakan saham INAF karena terjadi peningkatan harga dan aktivitas yang di luar kebiasaan.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham emiten farmasi pelat merah PT Indofarma Tbk (INAF) naik signifikan sejak awal tahun 2020. Hingga penutupan perdagangan Selasa (24/11), harga saham INAF sudah naik 277,01% menjadi Rp 3.280 per saham. 

Asal tahu saja, lonjakan harga ini menjadikan INAF sebagai saham emiten farmasi dengan pertumbuhan harga tertinggi setelah PT Pyridam Farma Tbk (PYFA). Secara year to date saham PYFA terkerek 354% menjadi Rp 900. 

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengamati, ke depan pergerakan harga saham INAF masih tergantung pada kejelasan vaksin Covid-19. Oleh karena itu, William cenderung menyerankan hold saham INAF dengan target harga Rp 3.500-Rp 4.200 per saham hingga awal tahun depan. 

Tidak jauh berbeda, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani melihat secara teknikal saham INAF masih dalam tren sideways di rentang Rp 3.100 hingga Rp 3.500. Untuk melihat arah pergerakan ke depan, lebih baik melihat arah breakout atau breakdown saham INAF terlebih dahulu. "Jika belum breakout atau breakdown INAF masih berpotensi bergerak sideways pada area itu saja," kata Hendriko, Selasa (24/11).

Baca Juga: Indofarma (INAF) masih menderita kerugian di tengah kenaikan penjualan

Harga saham emiten BUMN farmasi itu memang cenderung menguat drastis tahun ini. Bahkan, pada Kamis (23/7), Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat mengumumkan tengah mengawasi pergerakan saham INAF karena terjadi peningkatan harga dan aktivitas yang di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA). 

Adapun pada Jumat (7/8), saham INAF juga sempat dihentikan sementara dari perdagangan (suspensi) karena terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan. 

Sekadar informasi, jika melihat laporan keuangannya hingga kuartal ketiga 2020, INAF sebenarnya masih menanggung kerugian. Tercatat, rugi bersih Indofarma mencapai Rp 18,88 miliar. Realisasi ini lebih baik dibanding kerugian bersih periode yang sama tahun lalu Rp 34,84 miliar. 

Baca Juga: Fenomena Saham INAF; Dipompa Corona, Terbang Ratusan Persen Hingga Aksi Jual Asabri

Rugi yang menipis itu tidak terlepas dari pendapatan bersih INAF yang meningkat 28,04% secara year on year (yoy). Sepanjang Januari hingga September 2020 INAF mengantongi pendapatan Rp 749,26 miliar. Adapun kenaikan ini ditopang oleh penjualan segmen alat kesehatan dan produk lainnya yang terkerek drastis hingga 183,30% yoy menjadi Rp 286,75 miliar. 

Asal tahu saja, Direktur Keuangan Indofarma Herry Triyatno sempat menyebutkan INAF memang tengah memaksimalkan peluang bisnis alat kesehatan di saat pandemi Covid-19 ini. INAF pun optimistis penjualan segmen ini bisa mencapai Rp 400 miliar hingga akhir tahun 2020. 

Baca Juga: Persiapan kebutuhan vaksin, Indofarma (INAF) produksi jarum suntik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×