Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada pembukaan perdagangan Senin (16/9), saham dua emiten produsen rokok di Indonesia, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) sempat turun lebih dari 21%.
Level terendah harga saham GGRM hari ini adalah Rp 54.000 per saham, turun 21,51% dari posisi akhir pekan lalu Rp 68.000 per saham. Sedangkan harga saham HMSP sempat menyentuh 2.190 atau turun 21,79% ketimbang akhir pekan lalu.
Pada pukul 10.06 WIB, harga saham GGRM dan HMSP mempersempit penurunan menjadi masing-masing 17,62% dan 16,79%.
Baca Juga: Kenaikan cukai yang drastis dapat memperburuk situasi industri hasil tembakau
Apa penyebab penurunan kedua saham yang masuk sektor barang konsumen ini?
Analis Paramitra Alfa Sekuritas Evan Fajrin mengatakan, penurunan cukup signifikan yang dialami emiten rokok disebabkan oleh kebijakan terbaru pemerintah yang memutuskan untuk menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) sebesar 23% mulai 1 Januari 2020. "Maka, saham-saham emiten rokok diperkirakan akan mengalami tekanan dalam jangka pendek," ujar Evan kepada Kontan.co.id, Senin (16/9).
Namun Evan menilai, saham GGRM dan HMSP turun karena panic selling yang dilakukan oleh investor. Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga menyatakan hal yang serupa bahwa kedua saham tersebut menurun karena sentimen kenaikan cukai rokok. Kedua analis menyatakan saham emiten tersebut masih alan tertekan dalam jangka pendek.
Baca Juga: Negara lain gencar ekstensifikasi cukai, bagaimana dengan Indonesia?
Evan menyarankan dengan kondisi ini, investor dapat melakukan buy on weakness untuk saham GGRM dan HMSP. Menurut Evan, investor bisa buy on weakness untuk HMSP di level Rp 2.250-Rp 2.320 dengan support di level Rp 2.190. Rekomendasi buy on weakness juga berlaku untuk GGRM di level Rp 56.600-Rp 56.800 dan support di level Rp 54.000.
Sementara, William merekomendasi untuk menghindari kedua saham tersebut karena setiap sentimen negatif dapat mengakibatkan efek kejut dalam jangka pendek. Di sisi lain, William menambahkan panic selling juga masih akan besar.
William juga mengatakan secara teknikal investor bisa menunggu ketika volume perdagangan menurun sambil melihat harga saham yang masih menurun. William menilai level support saham GGRM ialah Rp 52.000 per saham, sedangkan support HMSP Rp 2.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News