kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.035.000   26.000   1,29%
  • USD/IDR 16.445   1,00   0,01%
  • IDX 7.886   84,28   1,08%
  • KOMPAS100 1.105   15,66   1,44%
  • LQ45 799   5,45   0,69%
  • ISSI 270   3,79   1,42%
  • IDX30 414   3,13   0,76%
  • IDXHIDIV20 481   3,65   0,76%
  • IDX80 121   0,81   0,67%
  • IDXV30 133   1,45   1,10%
  • IDXQ30 134   1,23   0,93%

Saham HBAT Disuspensi Bursa, Simak Prospek Kinerjanya


Rabu, 03 September 2025 / 17:14 WIB
Saham HBAT Disuspensi Bursa, Simak Prospek Kinerjanya
ILUSTRASI. Perumahan yang dikembangkan PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (HBAT) di Sulawesi Utara. Harga saham PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (HBAT) melejit belakangan ini sehingga dihentikan sementara oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (HBAT) melejit belakangan ini.

Asal tahu saja, saham HBAT disuspensi Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 28 Agustus 2025. Alasannya, karena terjadi kenaikan harga kumulatif.

Melansir RTI, harga saham HBAT naik 45,19% dalam sebulan terakhir. Saham HBAT terhenti di Rp 151 per saham.

Terkait hal itu, emiten properti berbasis di Minahasa, Sulawesi Utara ini, menegaskan bahwa lonjakan harga saham semata-mata merupakan dinamika pasar, bukan karena adanya aksi korporasi.

Direktur Utama HBAT Go Ronny Nugroho menjelaskan, tren kenaikan harga saham HBAT mulai terlihat sejak 20 Agustus 2025 lalu. 

Saat itu, saham HBAT ditutup di level Rp 113 per saham dengan volume transaksi 2,43 juta saham. Pada 21 Agustus 2025, harga saham HBAT kembali naik 9,73% ke posisi Rp 124 per saham dengan volume transaksi sebanyak 2,13 juta saham. 

Baca Juga: BEI Buka Suspensi Saham MLPT, HOPE, dan KONI, Cermati Rekomendasi Sahamnya

Sehari kemudian, tanggal 22 Agustus 2025, harga HBAR kembali naik 9,67% hingga menyentuh level Rp 136 per saham, namun volume transaksi menurun menjadi 1,06 juta saham.

“Lonjakan harga saham ini murni dinamika pasar. Tidak ada intervensi ataupun aksi korporasi tertentu yang memicu kenaikan harga,” ujar Go Ronny Nugroho dalam Paparan Publik Insidentil, Rabu (3/9/2025).

Go Ronny menegaskan, struktur kepemilikan saham HBAT tetap sama sejak penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO). 

Pemegang saham pengendali adalah Hendra Sutanto dengan kepemilikan 467,76 juta saham, Rudy Gunawan 215,28 juta saham, Jon Fieris 116,96 juta saham, serta masyarakat dengan total kepemilikan 240,74 juta saham.

Meski saham perusahaan melonjak, kinerja keuangan HBAT masih menghadapi tantangan. 

Hingga semester I 2025, penjualan tercatat sebesar Rp 12,32 miliar, turun 30,86% dibandingkan periode sama 2024 yang mencapai Rp 17,82 miliar. 

Namun, rugi komprehensif tahun berjalan berhasil ditekan 50,23% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 2,11 miliar, dibandingkan pada semester I-2024 sebesar Rp 4,24 miliar.

Dari sisi neraca, aset HBAT sedikit terkoreksi 0,25% menjadi Rp 81,87 miliar dibandingkan akhir Desember 2024 sebesar Rp 82,08 miliar. Sementara ekuitas HBAT naik 2,69% menjadi Rp 80,41 miliar dari akhir Desember 2024 sebesar Rp 78,3 miliar.

Beban utang HBAT turun 61,37% menjadi Rp 1,46 miliar dari akhir Desember 2024 sebesar Rp 3,78 miliar.

Baca Juga: Saham COIN, SMKM, LINK Bergerak Ekstrem Pasca Suspensi Dicabut, Ini Saran Analis

Penurunan Daya Beli Jadi Tantangan

Direktur HBAT Andrie Rianto menambahkan, penurunan daya beli masyarakat menjadi tantangan utama yang dihadapi perseroan di tahun ini.

HBAT pun merevisi target penjualan dan laba bersih di tahun 2025. Semula, HBAT menargetkan penjualan Rp 73 miliar dan laba bersih Rp 15 miliar.

Namun, manajemen HBAT memangkas target masing-masing sebesar 40% menjadi Rp 43 miliar dan Rp 9 miliar.

“Realisasi belanja sebesar Rp 1,25 miliar per semester I 2025 dan semester II 2025 yang masih berjalan ini sebesar Rp 1,25 miliar yang dialokasikan untuk pembangunan kantor marketing,” kata Andrie dalam kesempatan yang sama.

Andrie menuturkan, di tengah tekanan sektor perhotelan dan properti, perseroan tetap berupaya menjaga momentum pertumbuhan dengan efisiensi dan pengelolaan aset yang sehat.

Meski menghadapi tantangan bisnis, manajemen optimistis HBAT tetap mampu mencatatkan kinerja positif ke depan. 

“Investor pun kini menunggu strategi baru perseroan untuk mengembalikan tren pertumbuhan jangka panjang di tengah persaingan ketat industri properti,” kata Andrie.

Baca Juga: Suspensi Saham COIN, SMKM dan LINK Dibuka, Cek Rekomendasi Sahamnya

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menuturkan, kinerja HBAT memang belum impresif lantaran ada peningkatan cost of good sold (COGS) dan operating expenses (opex).

Suspensi saham HBAT oleh BEI pun menjadi wajar, lantaran terjadi anomali peningkatan harga di tengah penurunan kinerja fundamental. Kondisi daya beli masyarakat yang masih lesu jadi penyebab penurunan kinerja perseroan.

“Nanti bisa dilihat lagi kinerja HBAT di kuartal III, tetapi mungkin masih underwhelming. Mungkin di kuartal IV diharapkan bisa ada pemulihan,” katanya kepada Kontan, Rabu (3/9).

Alhasil, Nafan pun belum memberikan rekomendasi untuk saham HBAT lantaran pergerakan saham yang kurang likuid.

Selanjutnya: Cara Batalkan Tiket Kereta Api di Aplikasi Access by KAI, Apa Saja Syaratnya?

Menarik Dibaca: 15 Rekomendasi Makanan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi secara Alami Menurut Ahli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×