kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham Grup Bakrie Mulai Beranjak, Mana yang Paling Menarik?


Selasa, 12 April 2022 / 16:50 WIB
Saham Grup Bakrie Mulai Beranjak, Mana yang Paling Menarik?
ILUSTRASI. Stasiun pengumpul batu bara milik PT Kaltim Prima Coal (KPC) di Sangatta, Kalimantan Timur.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham perusahaan terafiliasi Grup Bakrie mulai menjauh dari zona Rp 50 alias zona gocap. Sejumlah saham Grup Bakrie bahkan sudah menguat puluhan persen sejak awal tahun.

Penguatan tertinggi ditunjukkan oleh saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) yang menguat 105,17 % sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd). Posisi kedua ditempati oleh PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang menguat 81,37% secara ytd.

Saham pertambangan batubara Grup Bakrie, yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menguat 1,5% sejak awal tahun. Belum lama ini, saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) juga beranjak dari zona gocap. 

Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) Bayar Cicilan Lebih Kecil Meski Harga Batubara Terus Mendaki

Saham kontraktor tambang ini beranjak dari zona gocap pada 30 Maret 2022.  Kala itu, saham DEWA menguat ke level Rp 57 setelah bertahun-tahun mengendap di zona Rp 50. Saat ini, saham DEWA berada di level Rp 69.

Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus menilai terdapat sejumlah faktor yang mendorong kenaikan sejumlah saham Grup Bakrie. Pertama adalah kenaikan harga komoditas. Rata-rata emiten grup Bakrie merupakan saham commodities related.

Kedua, aksi korporasi yang dilakukan oleh emiten. DEWA misalnya, akan melakukan penerbitan saham baru atau rights issue sebesar Rp 1,1 triliun. DEWA akan menggunakan dana hasil rights issue untuk pembayaran kewajiban keuangan dan modal kerja untuk kegiatan operasional.

BUMI juga aktif merestrukturisasi utang. Kemarin (11/4), emiten batubara ini telah melakukan pembayaran utang ke-17 sebesar US$ 67,8 juta. Jumlah ini mewakili pinjaman pokok sebesar US$ 63,6 juta dan bunga sebesar US$ 4,2 juta untuk Tranche A.

Baca Juga: Cari Saham Bagger di Tengah Penguatan IHSG? Ini Rekomendasi Saham dari Analis

Saham ENRG terdorong kenaikan harga komoditas minyak dan gas serta terdorong sentimen positif akibat kinerja tahun 2021 yang solid.  “Sedangkan BRMS kinerjanya terdorong kenaikan harga komoditas dan juga adanya manajemen baru yang diharapkan mampu membawa perubahan positif di BRMS,” terang Daniel kepada Kontan.co.id, Selasa (12/4).

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, secara teknikal, saham-saham Grup Bakrie yang telah beranjak dari zona Rp 50 memiliki fase uptrend. Hanya saja memang risikonya akan lebih tinggi. Sebab, biasanya ada banyak investor yang ‘nyangkut’ dan akan berusaha keluar saat harga saham Rp 50 menguat. Namun, William menilai hal itu hanya sementara.

“Jika penguatan berlanjut, mereka akan kembali membeli saham tersebut karena estimasi akan adanya perubahan tren, dan fraksi harga Rp 50 memberikan persentase keuntungan yang besar,” terang William kepada Kontan.co.id, Selasa (12/4).

Baca Juga: Bahan Bakar Kenaikan Saham Energi Masih Panas

Toh, bekas saham gocap bukan berarti akan selamanya berada di level gocap. William menyebut, sudah ada beberapa contoh saham yang beranjak dari zona gocap. Misalnya, saham PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT) yang dulu berada di zona gocap dan sekarang berada di level Rp 200-an.

Menurut William, yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar respons pasar yang ditandai dengan volume perdagangan harian.  Jika tren masih naik dengan volume perdagangan harian yang tinggi, maka tren tersebut masih akan berlanjut untuk jangka waktu yang lebih panjang.

“Maka saham-saham grup Bakrie tersebut masih layak di-trading-kan jangka pendek sesuai dengan kondisi secara teknikal dan volume perdagangan harian yang tinggi,” sambung William.

Baca Juga: Penuhi Pasokan Gas, Anak Usaha Energi Mega Persada (ENRG) Teken MoU dengan PIM

Daniel menilai, kinerja emiten Grup Bakrie tahun ini diproyeksi akan membaik. Perbaikan ini seiring dengan kenaikan harga komoditas akibat krisis geopolitik di Ukraina – Rusia. Perbaikan kinerja juga disokong oleh restrukturisasi utang yang dilakukan emiten.”Kinerja grup Bakrie diperkirakan akan membaik tahun ini,” tandas dia.

Daniel menilai, saham BRMS menjadi saham Grup Bakrie yang bisa dicermati. Dia merekomendasikan saham BRMS dengan target harga Rp 250. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×