kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham GoTo Turun, Tenang Masih Ada Program Greenshoe dan Sahamnya di Target Rp 500


Rabu, 20 April 2022 / 04:50 WIB
Saham GoTo Turun, Tenang Masih Ada Program Greenshoe dan Sahamnya di Target Rp 500


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) merosot pada perdagangan Selasa (19/4). Kemarin saham GOTO berada di level Rp 358 per saham, turun 5,29% dari hari sebelumnya. 

Meski turun, harga saham GOTO belum jatuh dari harga IPO yakni di Rp 338 per saham. Tapi sebenarnya, investor atau pemegang saham GOTO tak perlu khawatir karena emiten ini memiliki program stabilisasi harga saham melalui greenshoe option. 

Emiten teknologi ini menunjuk agen stabilisasi PT CGS CIMB Sekuritas. Berdasarkan keterbukaan informasi di BEI hingga 19 April 2022, GOTO belum melakukan pembelian saham untuk stabilisasi harga. Ini artinya saham GOTO masih terbilang stabil. 

Baca Juga: Harga Saham GOTO & BBCA Memerah di Perdagangan Bursa Selasa (19/4)

Dalam keterbukaan informasi di BEI pada 19 April, Presiden Direktur PT CGS CIMB Sekuritas Indonesia Lim Kim Siah menjelaskan, jumlah transaksi harian masih nol sejak listing saham GOTO pada 11 April 2022. Total jumlah saham yang bakal dijaga dalam 30 hari ke depan sebanyak 6,09 miliar saham. Dalam 30 hari, agen stabilisasi bisa membeli saham GOTO di harga berapapun sampai maksimum harga IPO dalam 30 hari. 

Bagi analis Ciptadana Sekuritas Gani dan Arief Budiman dalam riset 11 April 2022, prospek GOTO cukup menarik. Pasalnya, GoTo adalah platform on demand terkemuka yang memiliki beragam produk dan layanan termasuk mobilitas, pengiriman makanan, logistik dan banyak lagi. "GoTo juga membanggakan karena memiliki lebih dari 2,5 juta mitra pengemudi, 12 juta pedagang dan 100 juta Tokopedia member aktif user (MAU)," terang dia. 

Gani menambahkan, peningkatan konsumsi online di Indonesia sejak keluar dari pandemi serta komoditas boom diharapkan mendorong belanja konsumen. Tak hanya itu, tren digitalisasi yang sedang berlangsung di tengah populasi muda kian meningkatkan konsumsi ke arah online. "Kami percaya GoTo bisa menangkap peluang atas meningkatnya konsumsi online di Indonesia," tutur dia dalam riset. 

GoTo pun bisa memanfaatkan ekosistem yang menawarkan berbagai layanan dengan basis biaya lebih rendah dan secara struktural dengan retensi tinggi. Sejatinya penetrasi di Indonesia masih rendah. Karena itu, pertumbuhan bisnis ecommerce dan layanan pengiriman makanan masih tumbuh tinggi. 

Baca Juga: Saham Big Cap Klub Rp 100 Triliun Bertambah, Mana yang Masih Murah?

RedSeer memperkirakan, nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) e-commerce Indonesia tumbuh 25,3% dengan CAGR pada tahun 2020-2025 untuk mencapai US$ 137,5 miliar. Sementara potensi pengiriman makanan diperkirakan tumbuh 23,2% dan logistik on demand diperkirakan tumbuh 36,5% pada tahun 2020-2025. 

Tren ini didukung dari kenaikan smartphone dimana pada tahun 2020 tumbuh 67,2% dan menjadi 75,4% di tahun 2022. Tak hanya itu, pengguna internet di Indonesia juga tumbuh akan mendukung pertumbuhan jumlah pembeli online dari 75 juta di 2019 menjadi 85 juta di 2020. 

Bisnis fintech GoTo bisa memanfaatkan ekosistem. "Kami mengharapkan efek jaringan yang kuat akan meningkatkan bisnis fintech melalui layanan buy now pay later (BNPL) dan produk keuangan lainnya," tutur Gani. Dia juga berharap, fintech memberikan pertumbuhan tercepat di antara layanan lainnya dengan pertumbuhan CAGR GTV 46,2% di tahun 2021-2024. 

Karena itu, Ciptadana Sekuritas yakin saham GOTO bisa ke Rp 500 per saham. Secara keseluruhan, GoTo menawarkan eksposur unik untuk kombinasi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan tren digital di Indonesia. Ciptadana menggunakan metode sum of the part (SOTP) untuk menilai GoTo seperti yang kami nilai masing-masing bisnis secara individu.

Pada tahun 2021, Ciptadana memperkirakan, pendapatan GOTO bisa mencapai Rp 5,38 triliun. Sedangkan bottom line GOTO bisa rugi bersih sebesar Rp 17,67 triliun. Di tahun 2022, pendapatan GOTO diperkirakan menjadi Rp 9,48 triliun dengan rugi bersih kian membengkak menjadi Rp 23,47 triliun. 

Baca Juga: GoTo dan TP Rachmat Kian Mesra, Usai Berkongsi di Anteraja, ASLC Gandeng Tokopedia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×