Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis jasa work over (kerja ulang) dan well services (perawatan sumur) atau WOWS diperkirakan masih prospektif. Potensi bisnis WOWS di Indonesia diprediksi mencapai sekitar Rp 23 triliun per tahun.
Dalam rilis yang Kontan.co.id terima, Chief Executive Officer (CEO) KLS Kapital Reagy Sukmana menilai bisnis ini tidak dapat mengandalkan pembiayaan dari dunia perbankan. Sebab, nilai investasinya yang tinggi sehingga memiliki ruang gerak terbatas.
Baca Juga: Simak rincian penggunaan dana hasil IPO Ginting Jaya Energi Tbk
Untuk itulah, PT Ginting Jaya Energy Tbk melakukan penawaran umum perdana saham/initial public offering (IPO) untuk mendapatkan dukungan pendanaan dari pasar modal.
“Sumber pendanaan yang lebih luas jangkauannya ada di pasar modal, sehingga tepat jika Ginting Jaya Energi Tbk menawarkan sahamnya ke publik,” ujar Reagy.(20/10).
Reagy menambahkan, calon emiten dengan kode saham WOWS ini berpotensi kuat diminati investor. Sebab, Return on Investment (ROI) dalam industri ini cukup tinggi dengan profit margin yang besar dan EBITDA hingga 60%, sehingga dapat dikategorikan saham defensive.
Chief Executive Officer (CEO) Ginting Jaya Energi Tbk, Jimmy Hidayat mengatakan, salah satu keunggulan bisnis WOWS adalah kebal terhadap fluktuasi harga minyak.
Hal ini terbukti pada 2017 dan 2018, pendapatan Ginting Jaya Energi mampu bertumbuh meski saat itu harga minyak dunia anjlok hingga US$ 45 per barel.
Baca Juga: Bakal IPO, ini harga penawaran yang ditetapkan Ginting Jaya Energi
Untuk diketahui, pada tahun 2017 pendapatan Ginting Jaya Energi tercatat Rp 129,7 miliar dan Rp 168,15 miliar pada 2018. Sedangkan laba bersih Ginting Jaya Energi pada 2017 tercatat sebesar Rp 23,52 miliar dan tumbuh menjadi Rp 26,92 miliar pada 2018.
Hingga saat ini, Ginting Jaya Energi memiliki total sembilan unit rig yang telah beroperasi dengan variasi kapasitas yang berbeda. "Oleh karena itu, bisnis WOWS ini sangat berpotensi berkembang," ujar Jimmy saat Due Diligence Meeting penawaran saham perdana Ginting Jaya Energi, Rabu (2/10).
Baca Juga: Analis: Subsektor semen bisa tumbuh jika permintaan dari sektor properti bangkit Pada 2023, Ginting Jaya Energi menargetkan dapat memiliki 23 unit rig. Hal ini sejalan dengan target jangka panjang perusahaan yakni menjadi salah satu pemain workover dan well service (WOWS) terbesar di Indonesia.
Komitmen ini juga dibuktikan dengan penggunaan hasil IPO yang mayoritas digunakan untuk menambah rig anyar. Jimmy bilang, Sebanyak 61% dana hasil IPO akan digunakan untuk pembelian tujuh unit rig baik bekas maupun yang baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News