Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ginting Jaya Energi Tbk menggelar due diligence meeting dan public expose dalam rangka penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO)
Untuk diketahui, PT Ginting Jaya Energi Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang layanan jasa dan pengadaan rig serta kerja ulang sumur (workover) dan perawatan sumur (well services) atau WOWS.
Perusahaan yang berbasis di Palembang ini rencananya akan menawarkan sebanyak-banyaknya 750 juta saham atau 30,29% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Proses IPO akan ditangani oleh MNC Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Baca Juga: Masih ada 23 perusahaan yang antre IPO di BEI tahun ini, berikut daftarnya
Ginting Jaya Energi juga telah mengajukan permohonan untuk mendaftarkan saham pada Bursa Efek Indonesia dengan kode “WOWS”.
Dengan penawaran saham sebesar Rp 375 - Rp 450 per lembar, Ginting Jaya Energi menargetkan dana segar yang akan diperoleh sekitar Rp300 miliar–Rp400 miliar.
"Sebanyak 80% bakal diserap tahun ini," ujar Welly Sugiharto selaku Direktur PT Ginting Jaya Energi saat konferensi pers, Rabu (2/10).
Jimmy Hidayat selaku Direktur menjelaskan, salah satu penggunaan dana IPO ini adalah untuk penambahan rig. Sebanyak 61% dana hasil IPO akan digunakan untuk pembelian tujuh rig.
Tujuh rig ini terdiri atas empat unit rig bekas berspesifikasi 350 Host Power (HP) dan 450 HP serta tiga unit rig anyar berspesifikasi 350 HP dan 450 HP. Pembelian rig ini lengkap dengan peralatan pendukung. Unit baru bakal beroperasi pada 2020.
Baca Juga: BEI mencatat masih ada 23 perusahaan yang antre IPO tahun ini, intip daftarnya
Pembelian rig baru ini tidak lepas dari ambisi Ginting Jaya Energi Tbk untuk menjadi perusahaan penyedia WOWS terbesar se-Indonesia. Welly mengklaim saat ini Ginting Jaya Energy menjadi market leader penyedia Rig WOWS terbesar di Sumatera Bagian Selatan.
Selain itu, manajemen menilai kebutuhan jasa WOWS di Indonesia masih sangat besar. Sebab, sekitar 85% sumur minyak di Indonesia tergolong sumur tua yang membutuhkan perawatan.
Masa penawaran umum akan dimulai pada 28 Oktober 2019-31 Oktober 2019. Masa penjatahan akan dilakukan pada 1 November 2019. Sementara pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada 6 November 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News