kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Saham Emiten Sektor Konsumer Masih Merah, Cermati Rekomendasi Analis


Senin, 08 Mei 2023 / 17:29 WIB
Saham Emiten Sektor Konsumer Masih Merah, Cermati Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Karyawan memotret layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2/2023). Saham Emiten Sektor Konsumer Masih Merah, Cermati Rekomendasi Analis.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Meskipun mencatatkan kinerja yang positif pada kuartal I 2023, saham di sektor konsumer masih ada di zona merah.

Misalnya, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) mencatatkan kenaikan laba bersih 67,96% secara tahunan atau Year on Year (YoY) menjadi Rp 156,47 miliar di kuartal I 2023 dari sebelumnya Rp 93,16 miliar di periode yang sama tahun 2022.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) juga mencatatkan pertumbuhan laba bersih 63,27% YoY menjadi Rp 3,84 triliun dari Rp 2,35 triliun pada periode yang sama tahun 2022.

Baca Juga: Pasar Saham Membaik, Begini Strategi Manajer Investasi Kelola Aset Reksadana Saham

Namun, saham emiten konsumer masih bertengger di zona merah. Saham GOOD masih turun 10,86% sejak awal tahun 2023. Sementara, saham INDF turun 0,37% sejak awal tahun ini.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, mengatakan, salah satu faktor pendorong pertumbuhan kinerja keuangan emiten konsumer adalah pemulihan konsumsi masyarakat yang relatif stabil pada awal 2023. 

 

“Hal ini juga ditunjukkan dari rata-rata Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada kuartal I-2023 di kisaran 122.9 dari rata-rata pada kuartal I-2022 di 114.6,” ujarnya kepada Kontan, Senin (8/5).

Faktor lain dari naiknya kinerja emiten konsumer adalah penguatan nilai tukar rupiah. Per 31 Maret 2023, nilai tukar rupiah menguat 3,84% YtD ke Rp15.020 per dolar Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Kinerja Emiten Bank Lapis Dua Masih Solid pada Kuartal I-2023, Siapa Jawaranya?

Penguatan tersebut menekan biaya bahan baku (COGS), mengingat emiten konsumer relatif masih mengimpor beberapa bahan baku. “Selain itu, penguatan rupiah juga menekan biaya kerugian keuangan apabila emiten konsumer menerbitkan atau memiliki investasi dalam mata uang asing,” paparnya.

Meskipun saham sektor konsumer sedang ada di zona merah, tetapi Alrich melihat, sektor konsumer dapat diperhatikan menyusul potensi peningkatan pendapatan dan pemulihan konsumsi masyarakat di tahun 2023. 

Hal ini terlihat dari realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,03% yoy di kuartal I-2023, lebih baik dari perkiraan di 4,95% yoy. 

“Komponen pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi ekonomi Indonesia di kuartal I-2023, yaitu sebesar 2,44% YoY,” ungkapnya.

Baca Juga: Tren Gaya Hidup Sehat Menunjang Penjualan Anak Usaha HOKI di Kuartal I-2023

Di sisi lain, Indeks PMI Manufaktur Indonesia naik ke 52,7 di April 2023. Level tersebut relatif di atas level ekspansif, yakni 50. 

Kementerian Keuangan juga memperkirakan inflasi 2023 secara tahunan akan turun ke 1%-3% di tahun 2023. “Hal ini juga ditunjukkan dari inflasi bulan April 2023 di 4.33% yoy dari level 4.97% yoy di bulan Maret 2023,” paparnya.

Alrich pun merekomendasikan Buy untuk GOOD dengan target harga Rp 490 per saham dan INDF dengan target harga Rp 8.815 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×