Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten Grup Bakrie mulai tancap gas meninggalkan zona gocap alias Rp 50, bahkan sudah ada yang melesat hingga triple digit. Kenaikan ini disinyalir berkat kenaikan harga komoditas.
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) sudah melesat 176,47% secara year to date (ytd) ke level Rp 282. Bahkan ENRG masuk ke empat indeks sekaligus ada IDX80, Kompas100, IDX Value 30 dan IDX Growth 30.
Mengekor ENRG, ada saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang meroket 113,43% secara ytd ke posisi Rp 143. Kemudian ada saham PT Bumi Mineral Resources Tbk (BRMS) yang menanjak 96,55% menuju Rp 228.
Kalau diperhatikan ketiga emiten tersebut bergelut di bidang komoditas. Seperti yang diketahui, tahun ini emiten komoditas sedang mendapatkan angin segar dan salah satunya dirasakan juga oleh ketiga emiten itu.
Baca Juga: Harga Naik Tinggi, Ini Rekomendasi Saham BNBR SULI BIPI PSKT
Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana menerangkan pergerakan ketiga saham itu merupakan reaksi dari commodity boom yang secara tidak langsung dapat meningkatkan penjualan perseroan.
"Jadi investor mengharapkan ada kenaikan penjualan dan ujungnya diharapkan dapat mencetak profit itu yang terefleksi dari pergerakan harga sahamnya," ucap Wawan saat dihubungi Kontan, Kamis (18/8).
BUMI misalnya, lanjut Wawan, sebagai salah satu saham dengan kepemilikan publik terbesar perlu adanya dana yang jumbo untuk mengerek pergerakan sahamnya. Menurutnya, kenaikan harga BUMI ini dari investor yang optimistis pada BUMI.
Senada, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji menilai kenaikan harga BUMI, ENRG, dan BRMS lebih dipengaruhi dari katalis harga commodity boom. Terutama harga batubara yang mengalami kenaikan sehingga mendorong kinerja perseroan.
Baca Juga: Beberapa Saham Gocap Mulai Bangkit, Begini Rekomendasi Sahamnya dari Analis
"Commodity boom prices akan berlaku selama global supply chain disruption masih terjadi. Maka dari itu, penurunan harga komoditas akan mempengaruhi kinerja ASP (average selling price) perusahaan," imbuhnya.
Nafan sendiri menyebut rekomendasi untuk ketiga saham tersebut not rated, mengingat pergerakan harga sahamnya sangat fluktuatif. Sementara, Wawan menilai dengan kenaikan harga batubara BUMI mungkin bisa diuntungkan.
Menurutnya perlu dicermati secara struktur keuangan BUMI masih punya utang yang menumpuk. Kalau mau melirik emiten batubara lain, Wawan menyebut saham ADRO, ITMG dan PTBA masih bisa dilirik karena jauh lebih menguntungkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News