kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Saham emiten gadget tidak sesuai fundamental?


Senin, 05 Agustus 2013 / 09:27 WIB
Saham emiten gadget tidak sesuai fundamental?
ILUSTRASI. Ada berbagai macam kanal layanan non-tatap muka yang dapat diakses peserta BPJS Kesehatan secara mandiri. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Musim rilis kinerja emiten semester I sudah dimulai. Tak ketinggalan, beberapa emiten distributor gadget seperti PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO), dan PT Global Teleshop Tbk (GLOB).

Nah, dari ketiga emiten tersebut, tampaknya TRIO menjadi yang paling jago dalam penjualannya selama semester I 2013. Soalnya, laba bersih TRIO naik 32% menjadi Rp273,28 miliar daei sebelumnya Rp206,39 miliar.

Posisi kedua ditempati GLOB yang mampu laba bersih GLOB naik 25% menjadi Rp70,58 miliar dari sebelumnya Rp56,22 miliar. Adapun posisi pendapatannya sebesar Rp1,7 triliun, naik 22% dari sebelumnya Rp1,39 triliun.

Terakhir ada ERAA yang hanya memiliki NPM 2%, turun jika dibandingkan dengan posisi tahun lalu sebesar 3%. Maklum, emiten ini mencatat penurunan laba bersih sebesar 64% menjadi Rp129,44 miliar dari sebelumnya Rp212,14 miliar.

Catatan saja, ERAA bisa dibilang merupakan pionir industri distributor gadget. Tapi, justru ERAA -lah yang mencatat kinerja terburuk.

Jeff Tan, Kepala Riset Sinarmas Sekuritas mengatakan, kinerja emiten-emiten gadget sangat tergantung dengan prospek dari produk-produk principalnya seperti Blackberry, Samsung, Apple, LG dan lainnya. Nah, karena ERAA merupakan pionir, dan Blackberry lebih dulu dikenal masyarakat Indonesia, maka pendapatan ERAA lebih tergantung dengan penjualan handset Blackberry dibandingkan TRIO maupun GLOB.

"Kebetulan memang produk-produk Blackberry mulai berkurang popularitasnya dibandingkan dengan handset Samsung yang lagi melejit dari sisi inovasi maupun desain," jelas Jeff, Senin (5/8).

Jadi, wajar juga pergerakan saham ERAA terus turun dalam sepuluh hari terakhir lantaran fundamentalnya juga sedang goyah. Tapi, pergerakan saham GLOB juga terus turun untuk periode yang sama. Padahal, fundamental emiten ini lebih baik dibanding ERAA.

Catatan saja, Jumat (2/8), saham TRIO saat ini Rp 1.730, naik 5% dibanding sepuluh hari yang lalu, Rp 1.650. Adapun kapitalisasi pasar (market cap) TRIO sebesar Rp 8,24 trliun.

Sementara saham GLOB per Jumat (2/8) berada di posisi Rp 1.290, turun 3% dibanding sepuluh hari yang lalu. Kemudian, lihat saham ERAA yang sepuluh hari lalu Rp 2.125, tapi sekarang anjlok 38% menjadi Rp 1.540. Adapun market cap GLOB dan ERAA masing-masing Rp1,43 triliun dan Rp4,47 triliun.

Nah, untuk hal yang satu ini, Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia menjelaskan, market cap ketiga emiten itu sebenarnya tidak terlalu besar. Lantaran tidak terlalu besar, maka pelakunya lebih ke arah fund manager dan investor lokal.

Oleh sebab itu, pergerakan saham TRIO, GLOB, dan ERAA kurang merefleksikan fundamentalnya. "Pergerakan saham ketiga emiten itu tidak mengikuti pergerakan IHSG secara normal," pungkas Satrio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×