Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas kembali berkilau usai bergerak menanjak hingga menyentuh level tertinggi. Komoditas emas dunia nyaris menyentuh level harga US$ 2.500 per troi ons, sedangkan logam mulia berada di area Rp 1,4 juta per gram.
Merujuk Tradingeconomics, harga emas sedang bertengger di posisi US$ 2.474 per troi ons pada perdagangan Rabu (17/7). Sementara itu, harga logam mulia Antam berada di level Rp 1.420.000 per gram.
Equity Research Analyst Panin Sekuritas Rizal Nur Rafly mengamati lonjakan harga emas didorong oleh sinyal dovish bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed. Data ekonomi bulan Juni menambah keyakinan The Fed kemungkinan tidak akan menunggu sampai inflasi mencapai target 2% untuk memulai siklus penurunan suku bunganya.
Pasar juga memperkirakan ada penurunan suku bunga dari European Central Bank (ECB), Bank of England (BoE) dan People's Bank of China (PBoC). "Sehingga memperkuat permintaan logam mulia di Eropa dan Asia," kata Rafly kepada Kontan.co.id, Rabu (17/7).
Baca Juga: Tren Masih Positif, Intip Rekomendasi Saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
Research Analyst Phintraco Sekuritas Muhamad Heru Mustofa sepakat, pemicu utama kenaikan harga emas datang dari meningkatnya optimisme pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga paling cepat di bulan September 2024. Berdasarkan jajak pendapat dari CME FedWatch Tool, saat ini peluang pemangkasan suku bunga pada September berada di angka 93.3%.
Pemangkasan suku bunga The Fed akan memicu terjadinya pelemahan dolar AS sehingga para investor akan cenderung beralih ke instrumen lain seperti emas sebagai aset safe haven. Jika permintaan emas meningkat, maka akan memicu kenaikan harga emas global.
Di tengah optimisme terhadap pemangkasan suku bunga, Heru memprediksi harga emas berpotensi lanjut menguat ke level US$ 2.500 per troi ons. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menambahkan, secara teknikal harga komoditas emas masih berada pada fase uptrend dan membentuk higher baru di level US$ 2.471.
Herditya melihat pergerakan harga emas masih berpeluang menguat untuk menguji rentang level US$ 2.510 - US$ 2.600. Meskipun dalam jangka pendek akan rawan terkoreksi terlebih dulu ke rentang area US$ 2.388 - US$ 2.437 per troi ons.
Dampak ke Kinerja & Saham Emiten
Pancaran kilau harga emas turut memoles harga saham emiten yang bergelut di bisnis tambang dan perdagangan komoditas ini. Mayoritas mengalami penguatan harga seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang naik 2,99% pada perdagangan Rabu (17/7).
Kemudian ada PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang menguat 1,26%, PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) naik 4,86%, PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) menanjak 1,41%, dan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) yang ditutup naik 0,50%.
Sedangkan harga saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan PT United Tractors Tbk (UNTR) ditutup stagnan, meski sempat mengalami lonjakan. Sementara PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) masih tertekan, turun tiga hari beruntun di pekan ini.
Heru memandang tren naik harga emas umumnya akan membawa dampak positif bagi prospek kinerja keuangan emiten emas. Dalam situasi ini, penjualan emiten berpotensi tumbuh dan bisa memicu kenaikan dari sisi perolehan laba.
"Harga saham emiten emas juga berpotensi terapresiasi baik secara jangka pendek hingga menengah, paling tidak sampai akhir tahun 2024," imbuh Heru.
Rafly sepakat, pergerakan harga emas cukup sensitif terhadap kinerja keuangan maupun harga saham emiten emas. Sentimen ini bisa jadi akan berlangsung dalam jangka yang cukup lama, mengingat prospek penurunan suku bunga juga akan dilakukan secara bertahap.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menambahkan, dalam jangka pendek lonjakan harga komoditas emas lebih berdampak pada kenaikan demand harga saham emiten emas. Sedangkan dalam jangka yang lebih panjang, momentum kenaikan harga emas dunia bisa mendorong emiten untuk mengerek tingkat produksi emas.
"Kenaikan harga saham yang didorong oleh optimisme kenaikan komoditas emas global, bisa membawa trading opportunity yang cukup menarik dalam jangka pendek," ungkap Miftahul.
Miftahul pun merekomendasikan saham ANTM dengan strategi buy on breakout untuk target harga Rp 1.455. Kemudian, trading buy saham MDKA untuk target harga Rp 2.500 dan hold saham BRMS dengan target harga di Rp 170.
Menimbang momentum dan posisi harga saat ini, Rafly menjagokan saham ANTM untuk investasi jangka panjang. Saham ANTM juga menjadi pilihan Heru dengan strategi trading buy untuk target harga Rp 1.525 - Rp 1.600.
Baca Juga: IHSG Ditutup Nyaris Stagnan, Simak Saham Rekomendasi Analis untuk Kamis (18/7)
Selain itu, Heru menyematkan rekomendasi trading buy untuk saham MDKA, PSAB dan UNTR. Target harga masing-masing saham berada di level Rp 2.650 - Rp 2.740, Rp 210 - Rp 214, dan Rp 24.850 - Rp 25.250.
Sedangkan Herditya merekomendasikan buy on weakness saham ANTM dengan support Rp 1.335, resistance Rp 1.395 dan target harga di Rp 1.445 - Rp 1.500. Rekomendasi lainnya, trading buy saham MDKA dan HRTA dengan target harga masing-masing di area Rp 2.520 - Rp 2.570 dan Rp 420 - Rp 450 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News