kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Tren Masih Positif, Intip Rekomendasi Saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)


Rabu, 17 Juli 2024 / 20:05 WIB
Tren Masih Positif, Intip Rekomendasi Saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
ILUSTRASI. Tablet obat produksi Kalbe Farma.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) diperkirakan masih melanjutkan tren positifnya tahun ini. Penetrasi pasar menjadi salah satu pendorongnya.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan bahwa kinerja keuangan KLBF berpotensi tumbuh positif. Sebab, didorong dengan kesadaran masyarakat akan kesehatan yang meningkat.

"Sehingga mendorong penjualan dari sisi domestik, di sisi lain, perluasan pangsa pasar ekspor juga akan mendorong kinerja KLBF," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (17/7).

Teranyar, KLBF, melalui anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Kalbe International Pte. Ltd, membeli 49% kepemilikan saham di Alliance Pharma Co. Ltd (Alliance).

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Gandeng RSUD DR. Moewardi Buka Layanan Terapi Sel

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus juga menilai positif aksi korporasi tersebut. Menurutnya, dengan kehadiran KLBF dalam Alliance Pharma akan membantu perseroan melakukan penetrasi di Asia, khususnya di Thailand. Adapun saat ini, KLBF telah hadir di lebih dari 40 negara.

Ia pun juga menilai prospek KLBF positif lantaran memiliki market share kuat. Hanya saja, Nico juga mencermati tekanan untuk menurunkan harga obat,menjadi polemik tersendiri bagi perusahaan.

KLBF menargetkan laba bersih dapat tumbuh hingga 15% pada tahun ini, di tengah pasar yang cukup menantang. Salah satunya dari nilai tukar rupiah.

Ia memaparkan bahwa industri farmasi di Indonesia, 90% masih mengandalkan bahan baku dari impor. Di tengah pelemahan Rupiah yang ada saat ini, hal tersebut akan menaikkan biaya pembelian bahan baku.

"Pelemahan rupiah masih menjadi salah satu yang harus dikhawatirkan," sebutnya.

 

Dengan demikian, Nico memperkirakan pertumbuhan laba bersih KLBF tahun ini berkisar 7%-9% secara tahunan (year on year/YoY).

Sementara Aziz lebih positif karena menilai adanya pertumbuhan dari pendapatan lainnya, seperti dari keuntungan selisih kurs. Sehingga kinerja bottom line diproyeksikan tidak terlalu begitu tertekan. Aziz memprediksi laba bersih KLBF tumbuh 11% YoY, dengan pendapatan tumbuh 6,5% YoY.

Dari berbagai hal itu, kedua analis merekomendasikan hold KLBF. Kiwoom Sekuritas Indonesia menyematkan target harga di Rp 1.680, sementara Pilarmas Investindo Sekuritas di Rp 1.600.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×