Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pesta booming batubara, tampaknya, bakal berakhir. Sepanjang tahun lalu harga batubara perkasa, bahkan sempat menyentuh di atas US$ 450 per ton.
Kini, tren harga batubara mulai melandai.
Pada perdagangan Kamis (9/2) per pukul 18.00 WIB, harga batubara kontrak Februari di pasar ICE Newcastle bertengger di level US$ 229 per ton.
Harga ini ambruk 4,32% dibanding perdagangan hari sebelumnya.
Baca Juga: Mulai Melandai, Analis Rekomendasikan Beli Saham-Saham Emiten Batubara Ini
Tren pelemahan harga komoditas pasir hitam ini, jadi sentimen negatif bagi emiten batubara.
Ini tercermin dari melempemnya harga saham-saham emiten batubara.
Ambil contoh harga saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), yang sejak awal tahun ini longsor 26,23%.
Nasib serupa dialami anak usaha ADRO, yakni PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).
Harga saham ADMR turun 14,16% sejak awal tahun.
Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan menilai, seiring melemahnya harga, kinerja emiten batubara tahun ini bisa tertekan.
Baca Juga: Matahari Putra Prima (MPPA) Ekspansi Gerai Sambil Genjot Penjualan Online pada 2023
Sebab, penurunan harga batubara membuat harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) emiten di sektor ini turun.
Felix menilai, sejatinya saat ini valuasi saham emiten batubara masih menarik.
"Tapi, patut dicermati, selama harga batubara turun, ini akan menjadi penyebab fase bearish emiten batubara," kata dia.
Tim riset MNC Sekuritas mempertahankan rating overweight sektor batubara.
MNC Sekuritas merekomendasi beli saham PTBA, ADRO dan ITMG dengan target harga masing-masing Rp 4.600, Rp 4.550 dan Rp 50.500.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News