Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) melanjutkan strategi ekspansi gerai sembari memperkuat penjualan secara online. Emiten pengelola Hypermart ini meyakini bisa menghirup angin segar dari pemulihan industri ritel.
Head of Corporate Affairs Matahari Putra Prima, Fernando Repy, menyoroti dua faktor penting pendorong kinerja industri ritel. Meliputi pemulihan ekonomi dan konsumsi, serta mobilitas masyarakat yang kembali normal.
"Pemerintah juga mencabut PPKM, ini jadi momentum penting bagi peritel untuk pulih lagi, masyarakat juga balik datang berbelanja," ujar Fernando saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (9/2).
Guna menjaga keberlanjutan kinerja, MPPA mengusung tiga strategi. Pertama, ekspansi gerai untuk meningkatkan transaksi dan perluasan pasar. Sayangnya, Fernando belum membuka target jumlah gerai baru dan brand ritel apa saja yang akan ditambah MPPA pada 2023.
Baca Juga: Saham Emiten Batubara Mulai Melandai, Simak Prospek dan Rekomendasinya
Kedua, mendesain ulang sejumlah gerai dengan format yang lebih compact.
"Adaptasi pola belanja yang berubah karena covid. Luasnya nggak terlalu besar, secara bisnis format ritel ke depan mengarah ke luas yang medium," imbuh Fernando.
Ketiga, memperkuat saluran penjualan secara online, melalui strategi omni-channel dan marketplace. Strategi ini dinilai ampuh menjaga kinerja MPPA selama pandemi, dengan kontribusi mencapai 15%-16% terhadap total penjualan.
Di sisi lain, MPPA pun menjalin kerja sama dengan Perum Bulog terkait pendistribusian cadangan beras pemerintah. Sebagai bagian dari program operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Selain Hypermart, ada sejumlah brand ritel modern lain yang bekerjasama memasarkan beras Bulog. Adapun, produk yang dipasarkan adalah beras medium dengan harga eceran tertinggi Rp 9.450 per kilogram.
Fernando bilang, kerja sama ini adalah komitmen peritel di Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk ikut mendistribusikan bahan pokok dan menjaga stabilitas harga. Terutama menjelang bulan ramadan. Secara bisnis, produk bahan pokok memberikan kontribusi yang stabil bagi kinerja penjualan.
"Persentase margin memang tipis, tapi bicaranya kuantitas. Permintaan stabil, jadi (bahan pokok) lebih sebagai traffic puller," tandas Fernando.
Rekomendasi Saham
Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya melihat kerja sama dengan Bulog sebagai katalis positif bagi peritel modern, termasuk Hypermart. Apalagi, penjualan bahan pokok seperti beras akan naik memasuki ramadan pada bulan depan. Namun, sentimen terhadap pergerakan saham MPPA hanya jangka pendek saja.
"Penguatan lebih ke euforia pasar, tapi akhirnya investor kembali objektif," ujar Cheril kepada Kontan.co.id, Kamis (9/2).
Menimbang katalis yang melingkupi emiten ritel, Cheril masih merekomendasikan buy saham MPPA dengan target harga Rp 159. Adapun hingga penutupan pasar hari ini, harga saham MPPA menguat 2,19% ke posisi Rp 140.
Baca Juga: Prospek Kinerja Saham MAPI Cerah, Tetapi Tetap Punya Risiko
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova melihat dengan peningkatan volume transaksi saham hari ini, MPPA berpeluang melanjutkan fase uptrend jangka pendek. Ivan turut menyarankan buy dengan mencermati support Rp 133 dan resistance terdekat di Rp 154.
"Jika menembus level ini (Rp 154) maka kemungkinan besar terjadi akselerasi harga dan dapat menguat menuju target Rp 176," terang Ivan.
Sedangkan Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian menyarankan wait and see terlebih dulu. Secara teknikal, saham MPPA memang mengalami uptrend, namun memiliki peluang koreksi.
Saran Fajar, investor yang sudah punya bisa taking profit lebih dulu. Untuk yang ingin masuk, bisa menunggu koreksi dan sinyal rebound pada area support Rp 131.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News