Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Prospek dan Rekomendasi Saham
Rully mengatakan, secara fundamental, emiten BUMN Karya masih dalam tahap pemulihan dengan beban utang tinggi dan margin tipis. Hal ini membuatnya belum memberikan rekomendasi saham untuk BUMN Karya.
Di sisi lain, Andhika melihat akan ada perbaikan untuk emiten BUMN Karya di semester II 2025. Sentimen utama berasal dari adanya potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed yang berpeluang membuat BI akan kembali memangkas suku bunga.
“Patriot Bonds juga akan membawa dampak positif untuk saham konstruksi, sebab akan pendanaan proyek-proyek strategis nasional seperti infrastruktur sosial, energi, dan rumah terjangkau, yang sejalan dengan program pemerintah,” ungkapnya.
Baca Juga: Analis: Prediksi Bitcoin Tembus Puncak di Q4 2025 Hanya Ilusi Statistik
Andhika pun merekomendasikan buy on weakness untuk PPRE dan WTON dengan target harga Rp 130 per saham dan Rp 120 per saham.
Sementara, Audi melihat bahwa peningkatan permintaan proyek akibat Patriot Bonds dan burden sharing sebenarnya dapat mendorong raihan kontrak baru dan laba bersih emiten BUMN Karya.
Namun, ini dengan catatan bahwa eksekusi proyek dan realisasi kontrak mereka tidak mengalami keterlambatan dari jadwal yang ditentukan.
Baca Juga: Cermati Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan untuk Pekan Depan
“Selain itu, ada kekhawatiran kualitas aset dari beberapa emiten BUMN Karya yang memiliki leverage tinggi, sehingga pemulihan laba dapat lebih lambat jika beban bunga tetap besar,” ungkapnya.
Audi pun merekomendasikan trading buy untuk ADHI dan PTPP dengan target harga masing-masing Rp 328 per saham dan Rp 486 per saham.
Selanjutnya: 5 Keterampilan Paling Dibutuhkan di Tahun 2025: Panduan untuk Masa Depan Karier Anda
Menarik Dibaca: Ini Daftar 10 Perabot Ruang Makan yang Bikin Rumah Terlihat Ketinggalan Zaman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News