Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terkapar. IHSG rontok 94,01 poin atau -1.32% terseret anjlok PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan barisan saham berkapitalisasi pasar besar (big caps) lainnya.
Alhasil, IHSG kembali mengundi nasib untuk bertahan di level psikologis 7.000. BREN masih menjadi beban yang signifikan. Saham dengan market cap terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini kembali menapaki level Auto Rejection Bawah (ARB), ambles 9,88% ke area Rp 9.125 per saham.
Seperti diketahui, BREN saat ini diperdagangkan dengan skema full call auction usai terkapar di papan pemantauan khusus. BREN tak sendirian, ada rombongan saham big caps lain yang juga sedang lunglai.
Baca Juga: IHSG Anjlok 1,32% ke 7.046 di Sesi I Kamis (30/5), AMMN, GOTO, INCO Top Losers LQ45
Termasuk saham dengan market cap terbesar kedua dan ketiga di BEI, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) yang juga mengalami koreksi. Hingga sesi I ini, harga saham BBCA merosot 0,55% sedangkan AMMN ambles 6,63%.
Tak hanya top three, sederet saham big caps lain ikut berjatuhan seperti PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang anjlok 4,22% dan PT Astra International Tbk (ASII) melemah 2,02%.
Pukulan lain yang menggempur IHSG adalah pelemahan kurs rupiah yang sudah menyentuh Rp 16.250 per dolar Amerika Serikat (AS).
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang mengamati IHSG sedang menguji psikologis level 7.000 sebagai titik yang krusial. Jika mampu bertahan di atas 7.000, peluang rebound ke 7.100 masih tetap terjaga.
"Sebaliknya, jika breaklow 7.000, IHSG memasuki final phase of drop-base-drop dengan target support area 6.900," ujar Alrich dalam update yang diterima Kontan.co.id, Kamis (30/5).
Baca Juga: Saham-Saham yang Diuntungkan di Tengah Pelemahan Rupiah dan Rekomendasi Analis
Saran Bagi Investor
Pengamat pasar modal & Founder WH-Project William Hartanto sebelumnya mengungkapkan bahwa berjatuhannya saham big caps yang punya bobot besar menjadi beban berat bagi IHSG.
William menaksir, tekanan terhadap IHSG bisa berlangsung hingga dua pekan ke depan dengan estimasi area support di level psikologis 7.000 dan resistance pada 7.180.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina punya saran serupa. Pada akhir bulan Mei ini, pasar saham dikelilingi berbagai sentimen negatif, yang akan membawa IHSG bergerak di area support 7.000 dan resistance 7.300.
Martha mengingatkan, dalam jangka pendek peluang pelemahan lebih lanjut IHSG masih terbuka. Dus, dia menyarankan wait and see terlebih dulu, sambil melirik saham emiten yang punya kinerja cemerlang pada kuartal I-2024.
Dalam kondisi pasar saat ini, Head of Research Syailendra Capital Rizki Jauhari menyarankan agar pelaku pasar lebih selektif dalam memilih saham. Terutama dengan memilah prospek dan sentimen yang sedang mengiringi di masing-masing sektor, serta jeli mengevaluasi kinerja laba emiten pada setiap kuartalnya.
Baca Juga: Intip Saham-Saham yang Paling Banyak Ditadah Asing Saat IHSG Anjlok, Rabu (29/5)
Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada ikut menyoroti saham BREN. Menurut dia, apa yang menimpa BREN di tengah posisinya sebagai saham di puncak market cap BEI memunculkan persepsi negatif di kalangan investor.
"Trading plan bisa bubar dengan adanya sentimen yang tidak terantisipasi. Jadi, untuk saat ini pelaku pasar harus lebih aware dan tanggap dengan berbagai macam sentimen karena ini akan berpengaruh langsung ke pergerakan market," kata Reza.
William turut menyarankan wait and see, dan tidak perlu reaktif berlebihan. "Belum perlu terburu-buru membeli saham dengan alasan diskon, karena ketika diskon diiringi oleh sentimen negatif maka terburu-buru beli bisa menjadi kesalahan fatal," tandas William.
William merekomendasikan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT PAM Mineral Tbk (NICL), PT Panin Financial Tbk (PNLF), PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES).
Baca Juga: Asing Net Sell Jumbo Saat IHSG Longsor, Saham Big Cap Perbankan Ini Banyak Dijual
Sedangkan Martha melirik peluang di saham PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).
Dalam rekomendasi harian, William menambahkan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) dan PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR), yang secara teknikal menarik dicermati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News