Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Performa indeks LQ45 masih terkoreksi sebesar -8,96% secara tahun berjalan. Namun, pada penutupan perdagangan hari Rabu (4/12), indeks LQ45 menguat 1,64% dan berada di level 883,586.
VP Marketing, Strategy and Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi menilai indeks LQ45 masih memiliki peluang menguat pada Desember 2024. Ia memproyeksikan faktor seperti sentimen window dressing dan pelonggaran kebijakan suku bunga menjadi pendorong utama penguatan indeks LQ45 di akhir tahun 2024.
"Kami memperkirakan indeks LQ45 dapat ditutup dalam rentang level 922-930 di akhir tahun 2024," kata Audi kepada Kontan, Rabu (4/12).
Audi menyampaikan dengan adanya rebalancing pada indeks LQ45 per 1 November, ia tetap optimis bahwa performa indeks ini akan melampaui IHSG di Desember 2024.
Baca Juga: IHSG Menguat 1,82% ke Level 7.326, Top Gainers LQ45: BRPT, MEDC, CPIN, Rabu (4/12)
Namun, terdapat beberapa potensi tekanan yang perlu diwaspadai, seperti melemahnya daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi yang tidak sesuai ekspektasi pasar. Selain itu, kebijakan pelonggaran suku bunga yang berlangsung lebih lambat dari perkiraan pasar juga dapat menjadi faktor penghambat.
"Dalam konstituen indeks LQ45, kami melihat penopang pergerakan saham dari sektor keuangan, energi dan bahan baku. Hal ini didorong oleh sentimen kinerja, faktor pembagian dividen dan kenaikan harga komoditas," ucapnya.
Menurut Audi, investor dapat memanfaatkan momentum window dressing yang berpotensi terjadi di konstituen dalam indeks LQ45. Investor bisa mulai masuk ke saham-saham di LQ45 karena ada momentum penguatan yang baru mulai terjadi.
Untuk jangka panjang, Audi menilai bahwa konstituen sektor keuangan dalam indeks LQ45 memiliki prospek yang lebih menarik.
Analis BNI Sekuritas, Ilham Firdaus berpendapat saham LQ45 berpeluang stabil menuju akhir tahun karena didukung oleh dua faktor positif. Pertama, pemotongan suku bunga Bank Indonesia. Kebijakan ini akan memberikan dorongan terhadap sektor konsumsi dan meningkatkan likuiditas pasar.
Kedua, faktor musim belanja akhir tahun. Kenaikan belanja masyarakat dapat mendorong kinerja saham di sektor konsumsi dari ritel.
Selain itu, Ilham juga berpandangan bahwa return dari LQ45 berpotensi mengejar performa IHSG, terutama pada saham yang berbobot besar seperti finansial dan konsumsi menunjukkan pemulihan.
"Momentum akhir tahun dapat memberikan dorongan tambahan melalui kenaikan permintaan domestik," jelas Ilham kepada Kontan, Rabu (4/12).
Baca Juga: Intip Top Losers LQ45 saat IHSG Menghijau pada Rabu (4/12), Ada ICBP, ESSA, dan BUKA
Ilham membeberkan ada beberapa sektor yang berpotensi melesat, seperti INDF, ICBP dan MYOR yang bakal diuntungkan oleh stabilnya permintaan. Selain itu, ADMR dan UNTR juga memiliki prospek menarik karena fokus pada transisi energi hijau.
Kendati begitu, ada sektor yang bakal menjadi bandul pemberat indeks LQ 45, yakni sektor finansial. Menurutnya, sektor ini masih membutuhkan waktu untuk pulih sepenuhnya dari tekanan pertumbuhan kredit.
Dalam jangka pendek, Ilham menyarankan pelaku pasar berfokus pada saham defensif di sektor konsumsi dan energi yang menunjukkan stabilitas, seperti ICBP dan UNTR. Momentum akhir tahun dapat dimanfaatkan untuk trading cepat.
Untuk jangka panjang, pelaku pasar bisa memilih saham dengan fundamental kuat dan prospek pertumbuhan, seperti BBRI dan sektor properti seperti BSDE dan PWON.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus melihat jelang akhir tahun, sentimen window dressing diharapkan dapat menjadi momentum penguatan bagi LQ45, khususnya pada sektor-sektor yang cenderung mengalami kenaikan di penghujung tahun.
"Kami melihat ada potensi untuk LQ45 mengalami kenaikan. Sentimen window dressing akan menjadi salah satu sentimen yang menarik untuk dinanti," tutur Nico kepada Kontan, Rabu (4/12).
Menjelang akhir tahun, Nico berharap sektor finance, mining, consumer non-cyclical, energy mampu mengalami kenaikan.
Community Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Angga Septianus, menyatakan bahwa prospek saham LQ45 sebagai penggerak indeks tetap positif dengan potensi momentum Santa Claus Rally dan window dressing menjelang akhir Desember.
Baca Juga: IHSG Perkasa Ditopang Lonjakan Saham Emiten Prajogo Pangestu
Namun, ia juga menyoroti return LQ45 secara tahun berjalan masih di bawah IHSG.
"Jadi untuk mengungguli IHSG kelihatannya kurang realistis. Kecuali ada salah satu saham di LQ45 yang outperform, namun kecil kemungkinan terjadi," beber Angga kepada Kontan, Rabu (4/12).
Audi merekomendasikan untuk buy saham BMRI dan BBCA di target harga masing-masing Rp 7.200 dan Rp 11.200. Selain itu, juga menjagokan saham ASII, TLKM dan AMMN untuk trading buy di target harga masing-masing Rp 5.650, Rp 3.130 dan Rp 10.200 per saham.
Ilham membeberkan rekomendasi untuk saham ICBP, ADMR, BBRI, UNTR dan MYOR di target harga masing-masing Rp 15.000, Rp 2.550, Rp 5.500, Rp 34.600 dan Rp 2.900 per saham.
Selanjutnya: Generali Indonesia Siap Mengimplementasikan PSAK 117 pada Tahun Depan
Menarik Dibaca: Biolane Resmi Meluncur di Indonesia, Fokus Atasi Kulit Sensitif Pada Anak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News