kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Saham Black Diamond Resources (COAL) Tersengat Rencana Divestasi Bisnis


Selasa, 25 Juli 2023 / 22:25 WIB
Saham Black Diamond Resources (COAL) Tersengat Rencana Divestasi Bisnis


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Harga saham PT Black Diamond Resources Tbk (COAL) terapresiasi di tengah isu penjajakan bisnis lain di luar batubara. Kemarin, saham COAL menguat 5,75% ke level 92 per saham.

Hal ini ditopang oleh frekuensi yang melonjak signifikan dari hari-hari sebelumnya yang hanya ditransaksikan ratusan kali langsung ditransaksikan sebanyak 2.251 kali. Volume saham juga tercatat ditransaksikan sebanyak 41,32 juta saham.

Sebelumnya, perseroan dikabarkan tengah melihat adanya peluang di bidang energi terbarukan. Sehingga COAL bermaksud untuk menjajaki ekspansi bisnis di bidang energi terbarukan yang berhubungan dengan industri panel surya.

Penjajakan ini sudah sampai kepada pelaku industri panel surya di China. Rencana perseroan dalam ekspansi di bidang energi terbarukan juga merupakan salah satu strategi untuk pengembangan usaha perseroan.

Baca Juga: Black Diamond Resources (COAL) Telah Serap Seluruh Dana IPO

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan COAL Cardina Novianty Adiputra menuturkan saat ini harga jual batubara terus meningkat setelah menyentuh titik terendah dalam dua tahun terakhir.

Kenaikan harga kali ini dipengaruhi oleh kenaikan gelombang suhu panas di Asia dan Eropa yang mengakibatkan kecenderungan permintaan dunia meningkat.

 

"Perseroan memandang peluang ini sebagai langkah untuk merencanakan peningkatan produksi dan penjualan batubara hingga 700.000 ton di tahun 2023," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (25/7).

Sambungnya, empat tahun terakhir China masih menjadi faktor dominan dalam hal permintaan batubara, terlebih saat ini China tengah dilanda gelombang suhu panas yang mencapai 52,2oC.

Baca Juga: Untuk Kali Pertama Sujaka Lays Lego 27 Juta Saham Black Diamond Resources (COAL)

"Di tahun 2024, COAL merencanakan peningkatan produksi batubara hingga dua kali lipat dibanding tahun 2023 untuk memenuhi tingginya permintaan batubara tersebut," katanya.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×