kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saham berpotensi beri capital gain terbanyak di tahun depan


Rabu, 02 Desember 2020 / 20:07 WIB
Saham berpotensi beri capital gain terbanyak di tahun depan
ILUSTRASI. Petugas keamanan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/9/2020). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/wsj.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor terhadap aset berisiko mulai kembali tumbuh, prospek saham diyakini bakal menjuarai kinerja investasi terbaik di tahun depan. Sedangkan jawara tahun ini, yaitu emas kemungkinan akan bergerak terbatas di tahun depan. 

Berdasarkan rangkuman Kontan, instrumen investasi yang berhasil memberikan return atau imbal hasil terbanyak tahun ini adalah emas spot dengan kenaikan mencapai 17,11% secara year to date (ytd) per Oktober. 

Disusul Obligasi pemerintah (Indobex Goverment Bond) yang memberikan return 12,81% dan obligasi korporasi (Indobex Corporate Bond) yang memberikan return 10,34%. Sebaliknya, IHSG jadi instrumen terburuk yang mencatatkan penurunan hingga 10,91% di periode yang sama.

Baca Juga: Tembus level 5.800, IHSG masih berpeluang menguat pada Kamis (3/12)

Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich menjelaskan, kemilau emas yang silau tahun ini dikarenakan tingginya risk aversion investor dalam mengantisipasi dampak pandemi Covid-19. Alhasil, banyak investor yang mengalihkan portofolionya dari aset berisiko seperti saham ke emas di awal pandemi, kemudian ke obligasi di tahap selanjutnya. 

"Tapi tren tersebut sudah berbalik sejak awal Agustus 2020, dimana apetite investor global terhadap aset berisiko bertambah," ungkap Farash kepada Kontan, Rabu (2/12). 

Dia menekankan, sejak awal Agustus hingga saat ini harga emas pun sudah turun lebih dari 10% dari capaian tertingginya. Sedangkan proxy global aset berisiko, indeks S&P menunjukkan adanya kenaikan sekitar 9%. 

"Saat ini minat investor terhadap aset berisiko masih dalam tren naik. Ini juga sejalan dengan pemulihan ekonomi kuartal III-2020 dan harapannya akan berlanjut di kuartal IV-2020 dan seterusnya," jelasnya.

Baca Juga: Kinerja industri reksadana selama November kinclong, disokong kenaikan IHSG

Bahkan, Farash memandang prospek ekonomi ke depan kemungkinan bakal lebih baik seiring dengan temuan vaksin Covid-19. 

Di sisi lain, valuasi saham sudah terdiskon walaupun tidak sebanyak sebelumnya atau awal pandemi Covid-19. Sedangkan untuk valuasi obligasi, diprediksi mendekati netral.

Prediksinya fair value untuk IHSG di tahun depan berada di 6.200. "Diharapkan saham dan obligasi masih memiliki kinerja positif tahun depan. Namun, potensi capital gain lebih banyak dari saham," ujarnya.

Menurutnya, potensi capital gain dari obligasi mungkin lebih terbatas dan kemungkinan kinerja positif akan lebih banyak didukung oleh kupon atau yield. 

Selanjutnya: Jadi jawara tahun ini, kemilau emas berpotensi redup di tahun depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×