Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
“Kalau bank-bank Himbara ini semuanya rekomendasi buy untuk jangka panjang, dengan BRI dan Mandiri menjadi unggulan,” ujarnya.
Sementara itu, Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto memandang BTN ini memang secara kinerja sepanjang semester pertama relatif lambat dibandingkan dengan emiten bank BUMN lain. Di mana, pendapatan hanya naik 6,5% YoY dan laba hanya naik tipis 0,23% YoY.
Pandhu melihat saat ini BTN secara valuasi masih relatif murah meskipun secara pertumbuhan sedang datar. Saham BTN diperdagangkan dengan PER di kisaran 5,77x dan PBV 0,58x.
“Tentu menarik untuk dikoleksi jangka panjang sambil menunggu perbaikan kinerja,” ujarnya.
Meski demikian, ia melihat ada tantangan lain bagi BTN yaitu dipangkasnya kuota FLPP tahun depan hingga 25% dibanding 2023. Menurutnya, ini dapat menimbulkan kontraksi pada penyaluran kredit perseroan yang di dominasi oleh kredit KPR.
Ia melihat sejauh ini yang saham bank seperti BRI, Bank Mandiri dan BNI tetap menjadi favorit di sektor perbankan, BCA juga dapat menjadi pilihan yang lebih aman dengan volatilitas yang lebih rendah bagi yang kurang menyukai risiko.
“Koreksi merupakan peluang untuk mendapatkan posisi entry yang lebih baik,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News