Reporter: Barly Haliem, Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rekor baru terukir pada perdagangan saham Selasa (17/12). Dua emiten saham peserta Liga Saham Big Cap, Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), sama-sama menjebol rekor baru harga tertinggi sahamnya sepanjang sejarahnya.
Kemarin, saham BBCA naik 700 poin atau 2,2% menjadi Rp 32.500 per saham. Harga saham BBCA pun mencetak rekor harga penutupan tertinggi baru.
Sebelumnya, rekor tertinggi saham BBCA di level Rp 32.125 per saham. Rekor ini tercipta pada 2 Desember 2019.
Jika dihitung sejak awal tahun ini hingga penutupan bursa saham kemarin, harga saham BBCA naik 25%. Nilai pasar saham (market cap) BBCA pun naik menjadi sekitar Rp 800 triliun dan terbesar di bursa saham lokal.
Baca Juga: Proyeksi IHSG: Peluang Melanjutkan Reli
Saat ini Grup Djarum tercatat memiliki 54,94% saham BBCA melalui PT Dwimuria Investama Andalan. Alhasil, harta Grup Djarum bertambah sekitar Rp 88,04 triliun hanya dari kepemilikan saham BBCA.
Naik setiap Desember
Selain saham BBCA, harga saham TPIA juga mencatatkan rekor tertinggi baru. Pada penutupan Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, harga saham TPIA naik 25 poin atau 0,25% menjadi Rp 9.950 per saham. Ini adalah rekor harga penutupan tertinggi TPIA.
Bahkan sepanjang perdagangan saham kemarin, saham TPIA sempat menyentuh level harga Rp 10.025 per saham. Torehan ini pun menjadi rekor tertinggi saham TPIA di bursa saham.
Dibandingkan dengan peserta Liga Saham Big Cap yang lain, saham TPIA termasuk paling melesat kenaikannya. Sejak awal tahun hingga kemarin, harga saham TPIA sudah melejit 67,93%.
Nah, di antara daftar pemegang saham TPIA, taipan Prajogo Pangestu tercatat sebagai pemegang saham individu terbesar pada saham TPIA. Pendiri Grup Barito ini memiliki sekitar 14,78% saham TPIA.
Usai mencetak rekor baru, saham TPIA memiliki market cap Rp 177,44 triliun. Market cap saham TPIA ini bertambah Rp 72,27 triliun. Alhasil, kekayaan Prajogo pun bertambah sekitar Rp 10,68 triliun jika dihitung sejak awal tahun ini, seirama pula dengan kenaikan harga saham TPIA.
Boleh dibilang kenaikan harga saham BBCA dan TPIA sudah sesuai kodratnya. Berdasarkan riset KONTAN terhadap pergerakan 10 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar saat ini, ada tiga saham yang hampir selalu naik terkena window dressing pada Desember selama 10 tahun terakhir. Ketiga saham itu adalah saham BBCA, Astra International Tbk (ASII), dan TPIA.
Dalam 10 tahun terakhir, harga BBCA hampir selalu naik di Desember. Kenaikan tertinggi dicatatkan pada tahun 2016. Saham bank ini naik 8,92% dalam sebulan. BBCA hanya turun satu kali pada Desember 2013. Penurunannya pun hanya 0,52%.
Baca Juga: Tertekan dalam dua tahun terakhir, IHSG berpotensi moncer pada 2020
Sementara saham ASII baru turun Desember 2018. Penurunannya mencapai 3,80%.
Kenaikan saham TPIA di Desember juga lumayan. Dalam sepuluh tahun terakhir, TPIA hanya turun di Desember 2013, dan stagnan pada perdagangan saham Desember 2014. Bulan Desember di tahun-tahun yang lain, saham TPIA selalu naik.
BBCA makin kokoh di puncak
Yang pasti, posisi saham BBCA makin tak tergoyahkan di puncak klasemen jawara market cap Liga Saham Big Cap setelah menembus rekor harga tertinggi baru. Selisih nilai kapitalisasi pasar saham BBCA pun makin jauh dibanding dengan market cap saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang berada di posisi runner up Liga Saham Biga Cap.
Adapun skor berdasarkan hasil laga Liga Saham Big Cap Senin (16/12) bisa Anda simak di table berikut ini lengkap dengan rasio price to earning (PER) dan rasio price to book value (PBV):
Peringkat Market Cap Liga Saham Big Cap, Selasa (17/12) | |||
---|---|---|---|
Kode | Market Cap* | PER (x) | PBV (x) |
BBCA | 801,28 | 28,74 | 4,77 |
BBRI | 536,55 | 16,23 | 2,72 |
TLKM | 394,27 | 17,93 | 3,96 |
BMRI | 342,99 | 12,69 | 1,74 |
UNVR | 312,64 | 42,55 | 45,38 |
ASII | 281,36 | 13,29 | 1,97 |
HMSP | 244,27 | 17,95 | 7,64 |
TPIA | 177,44 | 190,69 | 7,06 |
BBNI | 143,59 | 9 | 1,21 |
ICBP | 134,11 | 25,9 | 5,6 |
BRPT | 127,74 | 82,5 | 0,66 |
CPIN | 111,51 | 32,54 | 5,57 |
GGRM | 101,45 | 10,51 | 2,14 |
*Rp triliun
Sumber: RTI dan Riset KONTAN
Bursa saham masih berpeluang rally
Sepekan menjelang perayaan Natal, perdagangan saham relatif masih ramai. Para peserta skor Liga Saham Big Cap juga masih unjuk kekuatan dan mencoba mencetak kenaikan harga.
Pada penutupan perdagangan saham Selasa (17/12), sembilan saham peserta Liga Saham Big Cap mencetak kenaikan harga saham, serta dua saham berakhir tetap. Hanya saham Gudang Garam Tbk (GGRM) dan saham ASII yang mencatatkan penurunan harga saham.
Baca Juga: IHSG naik 0,53%, tiga saham bank ini menjadi incaran asing
Ada pun hasil lengkap Liga Saham Big Cap pada laga Selasa (17/12) bisa dilihat pada tabel berikut ini:
Hasil Liga Saham Big Cap, Selasa (17/12) | ||
---|---|---|
KODE | Harga* | Perubahan (%) |
CPIN | 6.800 | 3,03 |
BBCA | 32.500 | 2,2 |
BRPT | 1.435 | 2,14 |
ICBP | 11.500 | 1,32 |
HMSP | 2.100 | 0,48 |
BBRI | 4.350 | 0,46 |
TLKM | 3.980 | 0,25 |
TPIA | 9.950 | 0,25 |
UNVR | 40.975 | 0,18 |
BMRI | 7.350 | - |
BBNI | 7.700 | - |
GGRM | 52.725 | -0,14 |
ASII | 6.950 | -0,36 |
*Rp per saham
Sumber: RTI dan Riset KONTAN
Dominasi kenaikan harga saham peserta Liga Saham Big Cap turut mengerek laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Kemarin, IHSG naik tipis 0,53% menjadi 6.244,35.
Ini adalah hatrick IHSG. Berturut-turut sepanjang tiga hari perdagangan saham, indeks saham acuan bursa local tercatat naik 1,7%. Nilai transaksi selama perdagangan saham kemarin naik tipis menjadi Rp 8,14 triliun dibanding bursa saham Senin (16/12) yang sebesar Rp 8,07 triliun.
Investor asing juga masih agresif memborong saham-saham di bursa local. Kemarin, nilai pembelian bersih (net buy) investor asing naik menjadi Rp 547 miliar. Berturut-turut sepanjang empat hari perdagangan saham, asing mencatatkan net buy.
Hari ini (18/12), bursa saham dalam negeri berpeluang melanjutkan rally. Bahan bakar IHSG datang dari respons positif pasar atas kesepakatan dagang fase pertama antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Baca Juga: IHSG ditutup menguat, simak rekomendasi analis untuk perdagangan Rabu (18/12)
"Pasar juga kian optimistis, kedua negara sepakat untuk menyelesaikan perjanjian fase pertama pada Januari 2020," kata Sukarno Alatas, Analis OSO Sekuritas, kemarin.
Dari dalam negeri, penguatan IHSG didorong oleh adanya sentimen positif dari aksi window dressing. Penguatan rupiah juga menjadi sentimen positif tambahan bagi bursa saham.
Kemarin, kurs rupiah berakhir di posisi Rp 13.990 per dollar AS. Rupiah menguat sekitar 0,11% terhadap dollar AS.
Waspadai profit taking
Associate Director Research & Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menambahkan, pasar berharap, tensi menjelang kesepakatan fase dua tidak terlalu tinggi. Dengan begitu, bisa menjadi mometum positif jelang pemilihan presiden di AS.
Nico dan Sukarno memperkirakan, IHSG hari ini menguat. Proyeksi Nico, indeks akan bergerak antara 6.230-6.265. Hitungan Sukarno, IHSG bergerak di rentang 6.210-6.301.
Tapi, Nico mengingatkan, defisit neraca dagang Tanah Air bisa menjadi katalis negatif. Sukarno juga mengingatkan, kendati tren masih naik, ada potensi profit taking. Aksi ambil keuntungan ini untuk memanfaatkan momentum kenaikan bursa saham dalam tiga hari berturut-turut.
Saham-saham yang masuk dalam radar perdagangan saham hari versi analis adalah saham BBRI, BBCA, Bank Mandiri Tbk (BMRI). Selain itu, saham Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan saham Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) juga dijagokan pada perdagangan saham pekan ini.
Baca Juga: Kesepakatan AS-China dan aksi window dressing topang penguatan IHSG, Selasa (17/12)
Demikian ulasan hasil laga Liga Saham Big Cap terbaru serta proyeksi perdagangan saham pada hari ini. Nantikan terus ulasan-ulasan seru seputar Liga Saham Big Cap hanya di kontan.co.id.
Salam Liga Saham, semoga Anda senantiasa cuan!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News