Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham emiten bank mini kompak bergerak kencang pada perdagangan Senin (29/11). Kenaikan tinggi ini tak lepas dari jadwal aksi korporasi lewat mekanisme rights issue yang akan digelar bank-bank tersebut di penghujung tahun ini.
Sejumlah analis menyebut, pergerakan kencang saham bank-bank mini atau bank digital itu terdorong oleh jadwal ex date rights issue atau jadwal perdagangan saham tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) meraka yang memang jatuh pada hari kemarin. Diantaranya PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) dan PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO)
BBYB tercatat memimpin pergerakan saham bank-bank mini dengan melejit hingga 18,1% ke level Rp 2.350. Dalam sebulan terakhir, saham bank yang sudah dikendalikan Akulaku ini telah meningkat 66,7% dan sepanjang tahun ini meroket 715%.
Kenaikan saham BBYB disusul oleh PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) yang melonjak 5,8% ke level Rp 6.800. Walaupun dalam sepekan saham milik CT Group ini masih koreksi 13,6% namun sepanjang tahun ini BBHI tercatat kenaikan paling pesat yakni mencapai 4.212,3%. Adapun saham AGRO melesat naik 6,4% ke level Rp 2.150.
Baca Juga: Mirae Asset jadikan Aneka Tambang (ANTM) sebagai top picks di sektor tambang logam
Saham bank mini lain yang juga naik diantaranya PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) sebesar 6,4% ke level Rp 3,380 dan dalam sebulan terakhir sudah melesat 145%, saham PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) meningkat 3,8%, PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) naik 3%, PT Bank NationalNobu Tbk (NOBU) naik 2,50% dan PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) melonjak 2,8%.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Okie Ardiastama memandang kenaikan harga saham-saham bank mini tersebut seiring dengan aksi korporasi rights issue yang akan mereka gelar di akhir tahun ini.
"Tujuan penggunaan dana rights issue untuk meningkatkan modal dan likuiditas dari saham dinilai menarik bagi pelaku pasar ke depan. Bank kecil memiliki peluang untuk meningkatkan market capitalization," tutur Okie pada KONTAN, Senin (29/11).
Menurut Okie, saham-saham bank mini sudah tidak menarik untuk trading saat ini karena rights issue mereka seperti bank BBYB sudah masuk ex date.
Dia mengarahkan agar pelaku pasar sebaiknya menunggu momentum koreksi dulu jika memang mau masuk.
Baca Juga: Bursa segera buka, simak rekomendasi saham dari MNC Sekuritas
Sedangkan untuk melihat prospek fundamental menurutnya, masih harus perlu mencermati strategis bisnis bank-bank ini ke depan. Sejauh ini, Pilarmas Investindo hanya merekomendasikan saham AGRO dari jajaran bank digital dan bank mini.
Okie bilang, bank digital membutuhkan pondasi yang kuat baik dari nasabah maupun permodalan. Pertumbuhan Bank Raya dia pandang bakal sejalan dengan pertumbuhan BRI sebagai holding-nya.
Namun, tidak tertutup kemungkinan kombinasi startup dan bank digital bisa mendorong pertumbuhan bank-bank mini. Oleh karena itu, Okie merekomendasikan agar pelaku pasar mencoba mencermati BBYB dan BNBA.
Sementara menurut tim analis dari Emtrade, kenaikan signifikan saham-saham bank mini atau bank digital secara umum didorong oleh penurunan US Treasury Yield 10 tahun sebesar 15 bps menjadi 1,48% pada akhir pekan lalu.
Emtrade melihat, US treasury yield ini menjadi katalis yang yang berhubungan terbalik dengan harga saham perusahaan yang mengejar pertumbuhan tinggi seperti perusahaan terkait teknologi.
"Penurunan US10Y dikaitkan dengan biaya modal seperti bunga yang lebih rendah, sehingga ekspektasi pertumbuhan akan semakin tinggi dan dapat mendorong sentimen pasar ke arah positif," tulis Emtrade.
Di samping itu, ekspektasi penggunaan layanan bank digital yang akan meningkat ketika Covid-19 kembali meningkat juga menjadi katalis yang mendorong pergerakannya.
Untuk beberapa bank, lanjut Entrade, kenaikannya sahamnya juga sekaligus didorong oleh ex date rights issue mereka yang bertepatan pada 29 November, seperti AGRO dan BBYB.
Emtrade melihat, secara teknikal, saham bank digital dalam jangka menengah masih dalam tren naik sehingga bisa dimanfaatkan untuk trend following. "Namun, untuk area beli perlu wait and see dulu karena kenaikan pada Senin sudah cukup signifikan sehingga perlu waspadai adanya fluktuasi jangka pendek. Bisa tunggu adanya retracement." pungkas Tim analis Emtrade.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News