kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   10.000   0,66%
  • USD/IDR 16.294   1,00   0,01%
  • IDX 6.995   17,92   0,26%
  • KOMPAS100 1.046   4,27   0,41%
  • LQ45 822   3,50   0,43%
  • ISSI 213   0,26   0,12%
  • IDX30 418   0,95   0,23%
  • IDXHIDIV20 504   0,32   0,06%
  • IDX80 119   0,56   0,47%
  • IDXV30 124   -0,37   -0,29%
  • IDXQ30 139   0,14   0,10%

Saham bank BUKU IV kompak menguat, simak rekomendasi berikut


Kamis, 08 Oktober 2020 / 19:54 WIB
Saham bank BUKU IV kompak menguat, simak rekomendasi berikut
ILUSTRASI. Bank BUKU IV sejauh ini masih memiliki prospek yang baik meski ada kenaikan kredit bermasalah.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Meski demikian saham empat bank terbesar alias the big four masih jadi pilihan. Padahal, selain keempat saham tersebut masih ada saham-saham perbankan BUKU IV lain seperti BNGA, PNBN, dan BDMN.

Suria menilai, saham Bank Danamon Indonesia menjadi kurang menarik setelah ada akuisisi oleh Mitsubishi UFJ FInancial Group (MUFG). Dalam RTI tercatat saat ini kepemilikan MUFG atas BDMN sebesar 92,47%, banyaknya porsi kepemilikan MUFG hanya menyisakan 7,53% kepemilikan publik sehingga membuat emiten perbankan ini menjadi kurang likuid.

Kepemilikan publik atas BNGA juga hanya tercatat 7,7%. "Dalam kondisi normal kalau saya lihat return on equity (ROE) Bank CIMB Niaga kurang tinggi ketimbang yang lain," imbuhnya.

Kemudian, sambungnya, salah satu faktor saham PNBN kurang diminati lantaran emiten tersebut ogah membagi dividen. Memang, emiten ini kembali memutuskan untuk tidak membagikan dividen 2019 atas laba bersih senilai Rp 3,06 triliun.

Baca Juga: IHSG naik empat hari berturut-turut ke 5.039 hingga Kamis (8/10)

Secara kinerja, Suria menjelaskan PNBN masih mencatat kenaikan laba hingga Agustus 2020. Dalam catatan Kontan.co.id, hingga semester I-2020 PNBN berhasil mencetak laba bersih Rp 1,34 triliun. "PNBN lebih karena tidak membagi dividen, kalau dari valuasi sih terbilang murah (PBV 0,46 kali)," ungkapnya.

Makanya, Suria menjagokan saham-saham seperti BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI. Dia memasang target harga Rp 32.000 untuk BBCA, kemudian BBRI dengan target harga Rp 3.800, BBNI dengan target harga Rp 6.000 dan BMRI dengan target harga Rp 7.700 untuk jangka satu tahun ke depan.

Baca Juga: Kasus hukum di sektor perbankan mulai marak pada bulan Oktober 2020

Okie juga sependapat, menurutnya faktor likuiditas saham dan jumlah cakupan pasar di Indonesia memang menjadi pertimbangan tersendiri. Okie menambahkan saham PNBN, BNGA, dan BDMN akan menarik jika ada aksi korporasi yang dinilai dapat memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan bisnis.

Oleh karena itu, Okie juga lebih menyukai saham-saham BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI. Okie memasang target harga Rp 31.250 untuk saham BBCA, BBRI dengan target harga Rp 3.320, BMRI dengan target harga Rp 5.800, dan BBNI dengan target harga Rp 5.100. "Selain sebagai garda depan dalam pemulihan ekonomi nasional, kinerja bank tersebut dinilai dapat lebih unggul dari pada kinerja saham bank lainnya," pungkas Okie.

Baca Juga: Investor Reksadana Masih Menghindari Fluktuasi Saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×