Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Surat Berharga Negara (SBN) ritel kelima pada tahun ini, yakni Obligasi Ritel seri ORI020 akan mulai ditawarkan pada Senin (4/10). Rencananya, SBN bertenor tiga tahun ini akan ditawarkan hingga 21 Oktober mendatang.
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan mengonfirmasi bahwa kupon ORI020 ditetapkan sebesar 4,95%. Jumlah ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan SBN ritel seri sebelumnya, yakni SR015 yang menawarkan kupon sebesar 5,1%.
Deni menjelaskan, dalam menetapkan kupon ORI020, pemerintah mengikuti pergerakan yield SUN dengan tenor yang bersesuaian, suku bunga acuan, LPS Rate, dan tingkat suku bunga deposito bank BUMN yang makin menurun.
“Kami menilai kupon ORI020 ini masih menarik jika dibandingkan instrumen investasi lain karena ORI merupakan instrumen investasi jangka pendek dan paling aman, karena dijamin oleh negara,” kata Deni kepada Kontan.co.id, Kamis (30/9).
Baca Juga: Optimalkan pembiayaan non-utang, pemerintah pangkas penerbitan SBN tahun ini
Walaupun dari sisi kupon jauh lebih kecil dibanding sbn ritel sebelumnya, Deni optimistis ORI020 masih akan mendapat sambutan yang hangat dari masyarakat. Selain aman, sifat ORI020 yang likuid karena diperdagangkan di pasar sekunder akan menjadi daya tarik tambahan.
Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana mengungkapkan, kupon ORI020 kali ini masih tergolong menarik. Ia meyakini, masih akan banyak masyarakat yang memburu instrumen yang satu ini.
Ia membandingkan kupon tersebut dengan yield SBN bertenor 3 tahun yang saat ini sebesar 3,7% - 3,8%. Di satu sisi bunga deposito dari perbankan juga masih rendah, terlebih lagi LPS juga menurunkan tingkat bunga penjaminan untuk simpanan rupiah menjadi 3,5%.
“Jadi bunga 4,9% masih menarik ya, apalagi karakteristik investor SBN ritel kan investor konservatif,” imbuh Fikri.
Baca Juga: Pemerintah bakal pangkas penerbitan SBN di pasar perdana untuk tahun 2021
Fikri menambahkan, pajak obligasi yang kini hanya 10% dari sebelumnya 15% juga menjadi daya tarik tambahan bagi investor mengingat pajak untuk deposito mencapai 20%. Oleh karena itu, ia meyakini penjualan ORI020 akan mendapat sambutan yang antusias dari masyarakat.
Adapun, sebelum ORI020, pemerintah telah menerbitkan SR015 yang berhasil mencatatkan nilai penjualan hingga Rp 27 triliun atau yang tertinggi sepanjang sejarah. Perolehan tersebut membuat pemerintah berhasil mengantongi pendanaan dari SBN ritel sebesar Rp 77,2 triliun sepanjang tahun ini.
Adapun, realisasi sepanjang tahun ini juga berhasil mengalahkan jumlah penjualan SBN ritel pada tahun lalu yang hanya sebesar Rp 76,78 triliun. Bahkan, angka penjualan SBN ritel pada tahun ini juga berpotensi melewati target yang ditetapkan pemerintah pada awal tahun ini sebesar Rp 60 triliun - Rp80 triliun.
Baca Juga: Nilai Penerbitan dan Jumlah Investor SR015 Mencapai Rekor Tertinggi
Namun, sayangnya diperkirakan penjualan ORI020 tidak akan bisa melampaui penjualan SR015. Deni membeberkan bahwa alokasi kuota untuk ORI020 jauh lebih sedikit daripada penerbitan SR015. “Jadi dari sisi size tidak akan lebih besar,” katanya.
Fikri melihat hal tersebut seiring dengan total target penerbitan surat utang pemerintah yang sebentar lagi sudah akan mencapai target. Alhasil, pemerintah pun tidak akan jor-joran dan jauh lebih selektif. Apalagi, pada sisa tahun ini pemerintah masih memiliki satu lagi jadwal penerbitan SBN ritel.
Adapun, rencananya SBN ritel terakhir yang diterbitkan pada tahun ini adalah Sukuk Tabungan seri ST008.
Selanjutnya: Jumlah investor yang beli SR015 tembus 49.000, terbanyak sepanjang sejarah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News