kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jumlah investor yang beli SR015 tembus 49.000, terbanyak sepanjang sejarah


Selasa, 21 September 2021 / 08:05 WIB
Jumlah investor yang beli SR015 tembus 49.000, terbanyak sepanjang sejarah


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan sukuk ritel seri SR015 terus mencetak sejarah. Setelah menjadi surat berharga negara (SBN) ritel online dengan penjualan tertinggi, SR015 juga mencatatkan jumlah investor terbanyak sepanjang sejarah.

Berdasarkan rilis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, disebutkan, SR015 berhasil menarik sebanyak 49.027 investor dari seluruh provinsi di Indonesia. Jumlah ini juga merupakan yang terbanyak sepanjang sejarah.

Tercatat, 14.590 di antaranya atau sekitar 29,8% merupakan investor baru dengan volume pemesanan mencapai Rp 6,04 triliun. Padahal, kupon SR015 yang sebesar 5,10% merupakan yang terendah sepanjang sejarah penerbitan SBN ritel yang tradable.

“Jumlah investor pemula dengan nominal pembelian Rp 1 juta sebanyak 1.700 investor, yang juga pencapaian terbanyak sepanjang penerbitan SBSN ritel,” tulis DJPPR Kemenkeu dalam keterangan  resmi yang diterima Kontan.co.id, Senin (20/9).

Baca Juga: Laris manis, SR015 pecahkan rekor tertinggi penjualan SBN ritel online

Dari sisi kelompok usia, investor milenial tercatat sebanyak 17.953 orang, atau 36,62% dari total investor. Kelompok ini memiliki nominal pembelian sebesar Rp 5,51 triliun, atau 17,95% dari total penjualan. Selain itu, kelompok ini juga yang paling banyak menyumbangkan investor baru SR015, yaitu 6.428 investor atau 44,06% dari total investor baru.

Sementara kelompok investor generasi Z yang melakukan pembelian SR015 mencapai 565 investor dengan nominal sebesar Rp 250,72 miliar. Tercatat, rata-rata pembelian oleh investor Generasi Z adalah sebesar Rp 443,75 juta.

Jika secara keseluruhan, rata-rata pemesanan SR015 adalah sebesar Rp 550,73 juta atau lebih tinggi dari SR014 yang sebanyak Rp 468,90 juta dan SR012 dengan nilai 506,96 juta, namun lebih rendah dari SR013 yang capai Rp572,86 juta.

Lalu, dari sisi profesi, investor wiraswasta menjadi kelompok pembeli SR015 dengan nominal pembelian terbesar yaitu Rp 11,88 triliun atau setara 44,00% dari total penjualan.

Sedangkan investor pegawai swasta merupakan jumlah investor terbanyak yaitu 16.597 investor, setara 33,85% dari total investor. Partisipasi investor ASN/TNI/Polri sebesar Rp 954,82 miliar atau 3,54% dari total penjualan dengan jumlah sebanyak 2.727 investor atau setara 5,56% dari total investor.

Dari segi wilayah, nominal penjualan terbesar masih berasal dari provinsi DKI Jakarta, yaitu Rp 9,43 triliun setara 34,94% dari total penjualan yang berasal dari 15.427 investor atau 31,47% dari total investor.

Adapun, setelmen SR015 akan dilaksanakan pada tanggal 22 September 2021 dan dicatatkan di PT. Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 September 2021. Namun demikian, perdagangan di pasar sekunder baru dapat dilakukan pada tanggal 11 Desember 2021 karena SR015 memiliki minimum holding period sampai dengan tiga periode imbalan.

Baca Juga: SBN ritel ORI020 yang akan memasuki masa penawaran, dinilai akan menarik

Sepanjang tahun 2021, pemerintah telah menerbitkan sebanyak 4 Instrumen SBN Ritel Online (ORI019, SR014, SBR010 dan SR015) dengan total nominal penerbitan mencapai Rp 77,20 triliun. Pada jadwal penerbitan berikutnya, ada Obligasi Ritel seri ORI020 yang akan diterbitkan pada 27 September mendatang.

“Besarnya minat investor pada SR015 di tengah kondisi ketidakpastian karena pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa instrumen yang diterbitkan Pemerintah menjadi pilihan investasi yang tepat karena sifatnya yang aman dan likuid,” tutup DJPPR dalam rilisnya.

Sebelumnya, Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kementerian Keuangan Dwi Irianti menjelaskan tingginya minat investor untuk membeli SR015 setidaknya menandakan tigal hal. Pertama, dalam masa pandemi ini, dana masyarakat untuk diinvestasikan meningkat akibat konsumsi menurun. Kedua, meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi.

Ketiga, meningkatnya familiarity masyarakat terhadap instrumen obligasi pemerintah, termasuk instrumen sukuk ritel,” kata Dwi belum lama ini kepada Kontan.co.id.

Selanjutnya: Ini kata analis di tengah kabar Blibli.com akan mengakuisisi Erajaya (ERAA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×