Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Meski tak banyak bergerak, kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) cenderung positif. Kemarin, kurs spot rupiah naik tipis 0,01% menjadi Rp 13.398 per dollar AS. Kurs tengah rupiah versi Bank Indonesia (BI) juga naik 0,08% menjadi Rp 13.408 per dollar AS.
Penguatan rupiah antara lain ditopang rilis data cadangan devisa. Indonesia mencetak cadangan devisa sebesar US$ 123 miliar pada bulan ini. Cuma rupiah sulit naik tinggi lantaran dollar AS masih mendapat sokongan data penyerapan tenaga kerja yang positif.
Penyerapan tenaga kerja sektor swasta di Negeri Paman Sam ini mencapai 222.000 orang pada Juni lalu. Angka tersebut melampaui prediksi, yakni sebesar 178.000 orang. Hal ini membuat pasar makin yakin The Fed akan mengerek suku bunga sekali lagi tahun ini.
Analis Monex Investindo Futures Yulia Safrina menambahkan, rupiah sulit naik tajam lantaran pelaku pasar juga masih hati-hati sembari menunggu pidato Gubernur The Fed Janet Yellen. Ia dijadwalkan berpidato pada Rabu (12/7) nanti. "Pasar masih wait and see," kata Yulia, Senin (10/7).
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri menambahkan, minimnya data ekonomi di Indonesia dan Amerika Serikat membuat rupiah dan dollar AS bergerak saling tarik-menarik. Karena itu, ia memprediksi, rupiah cenderung berbalik arah hari ini, meski turun terbatas.
Reny memprediksi hari ini (11/7) rupiah akan bergerak antara Rp 13.380–Rp 13.420 per dollar AS. Sementara menurut hitungan Yulia, pada perdagangan hari ini rupiah akan bergerak di rentang Rp Rp 13.380–Rp 13.450 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News